Indonesia : The Potential a World Superpower
The Potential a World Superpower (1)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Lisno Setiawan
Negara-negara industri tidak akan "menghukum" Indonesia seperti Kosovo & Irak dikarenakan Pemilik aset keuangan Indonesia akan membuat keadaan negara industrial dalam keadaan bahaya.
Ada beberapa alasan mengapa negara-negara industri utama ragu untuk melakukan agresi militer ke Indonesia, Sebuah ucapan yang dilontarkan ke media Internasional oleh PM Australia Howard, sewaktu Indonesia menyerang Timor Timur, mantan provinsi Indonesia, seperti halnya yang telah terjadi di Irak atau Kosovo. Tidak ada negara yang memboikot produk Indonesia, menahan kredit, atau menerapkan berbagai bentuk "hukuman" terhadap Indonesia, yang diminta oleh asing yang protes Irak, Iran dan Libya yang menjadi sasaran. Boikot, jika terjadi, hanya berupa barang dan biasanya untuk konsumsi domestik mereka, bukan jenis yang dapat merusakkan suatu negara atau membawa penderitaan seperti halnya di Irak.
Industri bangsa-bangsa yang tidak akan menyerang, atau dendam pada seseorang nama (misalnya sebuah skenario ketika Irak menyerang para tetangga membawa tindakan balas dendam oleh Amerika Serikat dan negara-negara lain yang dikenal sebagai Perang Teluk I), karena Indonesia memiliki jumlah besar agunan di 93 negara, Oleh karena itu sebagai pemegang kekuasaan.
Bahkan jika serangan Indonesia ke timur Timor, yang tidak mungkin, dan sebelumnya menunjukkan Indonesia tidak berniat untuk melakukannya, tetapi Indonesia hanya menganggap Timor Leste sebagai saudara kita atau "kami berhubungan".
Keabsahan informasi ini sangat tergantung pada satu pengetahuan dasar yang memungkinkan seseorang untuk memverifikasi informasi ini dan masuk logika. Jika seseorang tidak memiliki pengetahuan dasar tentang hal ini, informasi ini dapat ditafsirkan sangat jauh. Disinformation ini tidak banyak seperti kampanye CIA. Jika demikian, apa yang merupakan motif untuk disinformation ini? Apa ini akan tercapai? Itu tidak akan mengubah apa-apa baik secara historis, atau peristiwa masa lalu yang tercatat di media internasional yang banyak dikutip dan mendukung informasi yang terdapat di sini. [Lihat juga artikel Kantor Asing British di Inggris disinformation pada sidebar di bawah]. Namun, jika ingin menggunakan akal dan logika, informasi ini akan masuk akal bahkan tanpa pengetahuan dasar ini.
Mereka memiliki akses dengan Dana – sebuah kombinasi dari lembaga keuangan masa kini dan aset sejarah dari tahun 1500 lalu.
Ada dua kelompok utama Indonesia yang memiliki akses untuk menguasai agunan sehingga dana disalurkan yang berasal dari agunan. Yang pertama adalah Pemerintah yang mendapatkan dana dari ekonomi, perpajakan, dll dan antar-pemerintah dan lembaga pinjaman seperti IMF, Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia (ADB).
Kedua adalah sektor swasta Indonesia. Sektor swasta ini dibagi menjadi dua kelompok berbeda. Kelompok pertama berasal dari korup, (mantan presiden) Soeharto-Orde Baru didukung usaha yang saat ini masih mendominasi ekonomi lingkungan, bahkan pada saat Gus Dur presiden yang dipilih secara demokratis. Kelompok pertama ini kebanyakan berasal dari dana dari pemerintah korupsi, yang pada gilirannya berasal dari bantuan internasional oleh lembaga keuangan internasional seperti IMF, Bank Dunia, dll
Bank Dunia, apakah itu melalui tindakan yg bodoh atau kurang pengalaman yakni pada gilirannya memudahkan korupsi ini. Swasta kedua adalah kelompok yang sangat setia, pemilik agunan dinasti/kerajaan yang hiudp sederhana. Group inilah, yang dikarenakan kepemilikan dan penguasaan aset pribadi mereka, yang memegang kekuatan keuangan. "Agunan Dinasti" ini datang dari bekas kesultanan kerajaan yang berkuasa pada 1500 tahun yang lalu, misalnya Kekaisaran yang Sriwidjaya (abad 7th. Sampai dengan 13 berbasis di Palembang, Sumatera, dan abad 11. Kerajaan Majapahit berpusat di Jawa Barat yang luas di seluruh Asia dari arah tenggara).
Terakhir entitas ekonomi utama adalah kerjasama yang kita dikenal sebagai Hindia Belanda, Belanda yang berbasis ekonomi kerajaan mendudukinya setelah tahun 1550 sebuah wilayah Indonesia yang sudah ada sebelum pembentukan Republik Indonesia pada 1945.
Entitas Belanda ini menguasai daerah Indonesia sekitar 350 tahun. Mereka menguasai dengan menerapkan taktik lama " memisahkan & membasmi", dilakukan dari satu kerajaan terhadap kerajaan yang lain. Pada 1930, para pemimpin yang dipimpin oleh Soekarno dan Mohamad Hatta, mempersatukan berbagai daerah menjadi kesatuan, dan pada bulan Agustus 1945 yang dinyatakan sebagai wilayah Republik Indonesia dari tangan Belanda.
Perdagangan rempah-rempah: sejarah komoditas yang lebih berharga daripada emas
Banyak dari kerajaan lebih dari 1000 tahun yang lalu berdagang rempah-rempah dengan Eropa dan Asia (utara dan selatan kerajaan Cina), Jepang, Amerika Selatan dan Afrika beberapa kerajaan. Pedagang berpindah-pindah dari Indonesia, mengunjungi dan meninggalkan prasasti di banyak bagian dunia, termasuk Amerika Selatan (Suriname), Afrika (Madagaskar dan Afrika Selatan) Kepulauan Pasifik, dan Selandia Baru semua jalan ke Hawaii. Hanya beberapa dari negara-negara tersebut dinamai dari bahasa Melayu Indonesia dan budaya mereka masih ada di adat masyarakat saat ini sebagai bukti bekas keberadaan orang Jawa.
Rempah-rempah waktu itu sangat berharga dan bahkan lebih berharga daripada emas. Inilah kerajaan Asia Tenggara, khususnya di 125 kesultanan dan apa yang sekarang disebut Indonesia, yang memperkenalkan kopi, tembakau, coklat, kakao, dan bumbu-bumbu lainnya selama 2000 tahun (maka ada kalimat secangkir Jawa [kopi], misalnya ), Beras pada 1600-an sehingga terdapat di Amerika Serikat melalui Madagaskar. Swiss, terkenal dengan coklat, tidak menghasilkan komoditi ini dalam negeri, begitu pula dengan Jerman yang terkenal kopi Jerman dan rokok.
Komoditas ini telah menjadi dasar komoditas dunia, adalah internasionalisasi, dan sekarang telah diambil untuk diberikan untuk menyuplai persediaan di seluruh dunia. Seperti mie yang awalnya berasal dari Cina dan diadopsi oleh Italia sebagai makanan nasional mereka spagheti, pizza yang awalnya berasal dari Italia dan dipopulerkan oleh Amerika melalui pizza rantai seperti Pizza Hut, dan Amerika telah mengatakan bahwa yang terbaik pai apel, hidangan tradisional Amerika, Semua itu telah dirasakan oleh orang non-Amerika di Jakarta, tidak lagi bersifat spesifik untuk setiap bangsa.
Selanjutnya grup "Dinasti" dari 125 keluarga kerajaan yang berbeda, mengakumulasi jaminan miliaran emas dan barang berharga lainnya berasal dari ratusan tahun perdagangan luar negeri rempah-rempah. Selama ratusan tahun kedua pokok agunan dan bunga berbunga, hal ini membuat aset tersebut menjadi kelompok agunan terbesar di seluruh dunia.
Dinasti Indonesia, memberikan jaminan kepada presiden pertama Indonesia Soekarno (disebut sebagai " emas Soekarno " berita di media internasional). Agunan tersebut kemudian ditemukan oleh Soeharto, presiden kedua, yang bekerjasama dengan Dinasti Asing telah mendapatkan pinjaman dari lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, IGGI dan CGI, dengan jaminan untuk melanggengkan pemerintah Orde Baru Soeharto dan dana untuk pembangunan ekonomi.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (2)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Satya Utama, Lisno Setiawan
Kerajaan-kerajaan Indonesia Bekerjasama dengan Rekan-rekan Asingnya
Kerajaan-kerajaan Indonesia ini selama bekerjasama dengan rekan-rekan mereka dari kerajaan asing, telah menyimpan simpanan mereka pada badan penyimpanan di Negara-negara asing tersebut, sama dengan warga Indonesia mempunyai deposito sebesar $10,000 pada Citibank di New York, atau United Overseas Bank di Singapura.
Sebagian besar dari Bank tempat penyimpanan tersebut seratus tahun belakangan telah menjadi Bank Central dari banyak Negara. Tetapi Jaminan-jaminan pada Bank dan besanya dana yang dimiliki Bank ternyata dimiliki oleh Depositor-depositor asli Warga Indonesia, dan akan tetap berada di bak-bank tersebut selama tempat penyimpanan Deposito-deposito tersebut masih berdiri.
Tetapi pada Kerajaan-kerajaan Indonesia, ada unsur persaudaraan dengan Kerajaan-kerajaan asing tersebut yang telah berlangsung lebih dari beberapa ratus tahun. Seperti Semua orang ketahui sebuah Hubungan Pribadi (Persaudaraan) berlangsung untuk ratusan tahun, terutama menyangkut besarnya jumlah asset, hal ini cukup berbeda dengan ketatnya hubungan bisnis yang mengikat para depositor(Penyimpan) dengan Citibank atau UOB.
Satu dari Kerajaan-kerajaan ini, sebuah bekas kerajaan di Pusat Jawa yang tidak disebutkan namanya untuk menjaga Identitasnya, telah diminta oleh Presiden Pertama Soekarno pada tahun 1935 untuk membantu dan mendukung revolusi dan perang kemerdekaan melawan Penjajah Belanda yang berkuasa. Kemudian Raja tersebut meminta rekan bisnisnya di Belanda untuk mengeluarkan dana Simpanan. Penguasa Belanda memenuhi permintaan tersebut karena dana tersebut adalah milik Raja Jawa tersebut, dan sebagai jaminan adalah Permintaan dari Raja Jawa tersebut. Tahun 1935 jika disamakan nilai pada tahun 1997 adalah sama dengan US$ 7 Triliyun, atau 7000 milliar dollar.
7 (tujuh) triliyun dollar ini juga merupakan bagian dari “Emas Soekarno”. Soekarno yang telah berkuasa selama 20 tahun, tidaklah pernah disebut sebagai Koruptor atau Pencuri (Perampas) dari Rakyatnya. Republik Indonesia yang baru telah dimulai dan pemerintahannya tidak mempunyai dana lagi untuk dicuri.
Soekarno memperoleh Emas-nya tidak hanya diperoleh dari kontribusi beberapa Raja Jawa, tetapi juga dari Orang-orang Arab, Orang China dan Taiwan, dan berasal dari barang-barang yang diselamatkan dari Kapal Pengiriman Emas Jepang yang tenggelam selama Perang Dunia II, dan diantara bebarapa sumber-sumber lainnya. Ada sejarahnya dan logikanya, alasan mengapa Pemimpin-pemimpin (raja-raja) ini memberi sebagian harta (emas) mereka kepada Soekarno. Salah satu yang paling penting adalah karena dia (soekarno) adalah Pemimpin yang diakui dan merupakan motor penggerak dari gerakan non sekutu. Bangsa Jepang bermaksud membuat Asia Tenggara menjadi sebuah Kerajaan Jepang, Mengirimkan (melalui kapal) emas atau perak dalam jumlah yang besar (sebagian dirampas dari daratan china) ke beberapa bagian dari Negara-negara Asia Tenggara sebagai bagian dari rencana mereka, tetapi pengiriman tersebut dihentikan oleh sekutu selama Perang Dunia ke-II melalui pemboman di Asia Tenggara dan selanjutnya bom atom di jepang. Hal ini telah dicatat dalam sejarah.
Tujuh Triliyun dollar ini masih sedikit dibandingkan dengan total asset kerajaan yang tidak hanya disimpan di Belanda tetapi juga di Negara-negara lain. Dan 7 Triliyun dollar ini merupakan milik dari satu kerajaan dan masih menjadi bagian kecil dari total semua harta dari 125 kerajaan yang disimpan pada Bank sentral luar negeri yang terdapat di 93 negara.
Hata ini akhirnya dipinjamkan kepada pendiri Negara RI pada 1945. Membaca sejarah Indonesia, satu yang dapat disimpulkan bahwa Soekarno telah memproklamirkan berdirinya suatu Negara : Kita seharusnya menata Negara kami Negara non blok”. Suatu peristiwa lain adalah sifat alami yang menghamburkan uang selama 20 tahun masa pemerintahnnya. Ini termasuk menarik keanggotaan PBB pada 1950 an dan merencanakan suatu Negara-negara non blok versi PBB yang tidak materialisme.
Soekarno adalah seorang yang berinteligensi tinggi, mempunyai daya tarik massa dan membuktikan kemampuannya memimpin sebuah Negara bersama dengan ratusan perbedaan budaya dan bahasa, beliau juga dihormati dg tinggi oleh para pemimpin Negara non blok, yang mewakili seluruh Negara-negara lain di dunia kecuali USA dan Eropa Barat, dihormati oleh Negara-negara Arab (khususnya sejak Indonesia menjadi Negara muslim terbesar di dunia), China, baik yang komunis maupun non komunisnya (karena Taiwan ingin menurunkan pengaruh komunis China di Indonesia sementara China daratan ingin mempertahankan status quo). Seperti orang lainnya tidak akan menyiarkan rencana proklamasi tanpa ada dukungan dana yang cukup.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (3)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Satya Utama, Lisno Setiawan
Mengapa ada aset yang disimpan di luar negeri ?
Satu alasan yang penting adalah karena beberapa ratus tahun yang lalu kerajaan-kerajaan di Indonesia belum memiliki apa yang kita sebut sekarang sebagai BANK. Sementara diluar negeri Konsep dari Bank (dan Asuransi, llyod, yang dimulai di kedai kopi Llyods, Penjamin pertama dan tertua di dunia, di kota London), atau badan yang dapat ditunjuk sebagai Bank dan system untuk mendapatkan keuntungan telah mulai berkembang. Raja-raja pada jaman itu hanya mengetahui tentang perdagangan. Sebagai tambahan, revolusi industry baru saja dimulai, penemuan-penemuan sedang di buat, dan ini adalah pemikiran yang bagus untuk menyimpan dana mereka dimana asset-aset mereka tersebut menghasilkan emas/perak dalam jumlah yang besar. Selain, teknologi dalam memproduksi emas yang sangat halus dan batang-batang platina/mas putih hanya tersedia di Negara-negara tersebut, dan tidak terdapat di negara yang nantinya disebut Republik Indonesia.
Hal ini sangat ironis mengingat ini adalah aset yang sama yang menyediakan dana untuk perang pemberontakan pada awal 1940-an dan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dan pengakuan dan dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia oleh penguasa Belanda pada tahun 1949.
Hal ini juga ironis bahwa sementara pemerintahan Soeharto mengambil alih Timor Timur dengan dorongan dan persetujuan dari Amerika Serikat karena dukungan komunis terhadap fretilin telah mengakar, Portugis memutuskan hubungan diplomatic dengan Indonesia. Tetapi Pihak kerajaan bijaksana, Indonesia dan kerajaan portugis masih tetap menjaga persahabatan dan faktanya Pemegang kepercayaan podtugis (orang yang mengatur asset di Bank Utama Internasional) yang dibawahin oleh kerajaan pemilik asset dari Indonesia yang mengatasnamakan pemilik Indonesia selama puncak perseteruan antara Portugal dan Indonesia. Oleh karena itu, apa yang muncul di media Internasional bukanlah suatu kebenaran yang penting sejauh Portugis dan Indonesia masih berhubungan, atau itulah semua sejarah dari hubungan erat antara kedua bangsa.
Sejauh ini tidak ada lagi negara-negara yang mempunya raja-raja dan ratu-ratu seperti di Indonesia, Jerman, Perancis, Portugis, Cina dan Rusia, tetapi Dinasti ini secara turun menurun masih ada sampai saat ini.
Bagaimana Soeharto Berusaha untuk menuntut Aset-Aset
Pejabat pemerintah, terutama pada level lebih tinggi, mengetahui akan adanya asset-aset ini dan oleh karena itu mereka dengan tanpa rasa malu mencoba memperoleh sebanyak mungkin dengan sikap bahwa “ Bagaimanapu itu harta kami”. Hal ini pernah di ungkapkan di media massa oleh Gubernur Bank Indonesia pada tahun 1997, ketika Bank Dunia mengomentari pemerintahan Indonesia atas performa Keuangan pemerintah yang mana, kepemilikan asset tidak pada tempatnya.
Usaha untuk mengubah kepemilikan asset-aset dan memberikan asset tersebut pengesahan yang diakui. Telah di tunjukkan dengan penunjukan Menteri Penerangan, Harmoko, dan selanjutnya presiden Soeharto melalui pembentukan Menteri pada bidang baru yang disebut “Menteri Khusus Urusan” (Menteri Khusus) tetapi tidak pernah dinyatakan secara umum apa yang menjadi tugas khususnya. Harmoko belakangan diberitakan memiliki hubungan dengan Ibu Tien Soeharto dan pernah menjadi seperti orang kepercayaan keluarga Soeharto. Selama periode perkembangan Politik di Indonesia tersebut, tidak ada satupun orang yang berani mempertanyakan keputusan Soeharto, tidak seperti keadaan politik sekarang dimana orang membuat karikatur gusdur atau tokoh politik lainnya. Tidak ada orang yang kebal terhadap tekanan pers.
Posisi Menteri Khusus ini bertahan kurang dari satu tahun, semua orang tidak mengetahui apa tujuan dari posisi ini, dan Harmoko ditunjuk lagi sebaga juru bicara kepresidenan sampai Soeharto dipaksa mundur.
Tugas dan Maksud dari Menteri Khusus, walaupun tidak pernah dinyatakan di public, adalah untuk menuntut sebagian dari Aset-aset ini atas kepentingan Pemerintah Soeharto sebagai “Pemilik yang sah”. Soeharto menyatakan dirinya sendiri sebagai perwakilan dari rakyat yang merasa mempunyai hak atas asset tersebut.
Soeharto menjadi lebih dan lebih tidak menyadari realita dari kegagalan beberapa tahun.
Soeharto dan aparat pemerintahannya terlihat sangat jauh dari sadar atas realitas transaaksi keuangan tersebut, aparat pemerintahan yang membantunya meski berpendikan tinggi di USA dan Universitas Eropa dan berpengalaman dalam menjalankan roda pemerintahan, tidak menyadari bahwa asset tersebut adalah milik swasta. Tak ada beda dari seorang yang menonton sebuah emas didalam brankas bank. Tak ada kekuasaan presiden yang dapat mengeluarkan emas tersebut dari brankas bank tersebut, kecuali negara telah melanggar hukum sepenuhnya.
Karena pemerintahan mengesahkan dirinya sendiri untuk mewakili sebuah bangsa. Tim tersebut, beberapa dari anggota tim dari Indonesia sekarang terpilih di DPR pada Oktober 1999, lalu mereka pergi ke beberapa bank, khususnya di Swiss, untuk mengklaim asset tersebut. Aparat pemerintahan tersebut diselamatkan dari penjara oleh penguasa di sana dikarenakan kekebalan diplomatik yang dinikmati oleh para aparat pemerintah.
Siapapun yang akan ke Bank luar negeri, atau banyak bank di Indonesia untuk masalah tersebut, mengklaim berhak atas asset tersebut tanpa terdaftar di arsip bank, atau tidak membawa sebuah kuasa konfirmasi hukum dari pemiliknya, akan diganjar tuntutan kriminal dan penjara. Hanya dikarenakan seseorang membawa sertifikat tabungan 10.000 dollar dan mengklaim kepemilikan atau hak untuk menarik 10.000 dollar ini.
Jika mereka membawa sebuah dokumen asli, tanpa kekuatan hukum dari pemiliknya, mereka menghadapi pelanggaran dan tuntutan pencurian. Jika mereka membawa sebuah salinan, salinan-salinan tidak diijinkan bank instrument, dan membawa salinan tanpa ada tulisan kuasa dari pemiliknya dapat digolongkan pada tuntutan kriminal lainnya.
Pada 1997 sendiri, beberapa 560 orang pergi ke luar negeri untuk mengklaim beberapa asset yang diketahui, 94 dari mereka tidak terdengar lagi, menurut mereka yang memonitor peristiwa tersebut, banyak misi diplomatis dari Indonesia ke luar negeri.
Warga negara Indonesia, dan tak terkecuali pelapor yang tidak mempunyai hak sepenuhnya, tidak mempunyai akses secara rinci. Seperti di banyak skenario perbankan, bank tidak akan membuka keberadaan asset dan tidak jarang juga tidak membuka nama dan asset pemilik, kecuali satu dari mereka adalah “pemilik” dan didaftarkan dalam data induk bank dam Bank Pusat di negara-negara barat. Hanya pemilik yang terdaftar yang mempunyai akses, dan informasi, terhadap asset-aset ini dan hanya untuk asset nya sendiri, bukan asset yang dimiliki oleh orang Indonesia lainnya.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (4a)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Satya Utama, Lisno Setiawan
Mitos tentang Dominasi Ekonomi etnis Cina
pada sector ekonomi pertumbuhan dengan rata-rata 8% tiap tahun selama 2 dekade. Tetapi percaya tidak percaya, Sektor ekonomi di Indonesia tidak didominasi oleh sector swasta etnis cina, tidak juga oleh uang dan investasi etnis cina yang berdampak terhadap bangsa ini.
Apa yang terlihat adalah “permukaan: dari pertumbuhan ekonomi. Tidak “dimana” dan “bagaimana” investasi ini dan darimana hasil pertumbuhan ini. Minoritas cina ini telah menghasilkan kurang dari 5%, atau kurang dari 10 juta penduduk dari total populasi dari 215 juta penduduk.
Lagipula, sector ekonomi nasional – seperti sktor ekonomi semua negara – terdiri dari 2 sektor, sector swasta dan sector pemerintah. Minoritas cina ini tidak mendominasi sector swasta dan sector public.
“Dominasi Cina” adalah dominasi dari sebagian sektor swasta, deperti perdagangan dan sector distribusi. Tidak semua sector swasta, dan pastinya tidak pada sector pemerintah dan public.
“dominasi cina” adalah dominasi sebagian dari sector swasta, yang merupakan sektor perdagangan dan pendistribusian. Tidak semua sector swasta, dan pastinya tidak sector pemerintah atau public.
Ini adalah sebuah kesalahan persepsi, dan menjadi sebuah kepercayaan, dalam media internasional, dan melalui banyak “ahli” di berbagai negara termasuk Singapura, Hongkong, Australia, dan juga ahli ekonomi Indonesia, beberapa kali, mengulang kembali kata-kata kolega luar negerinya dikarenakan kecenderungan beberapa orang Indonesia yang berpikir bahwa apabila telah dipuji oleh pihak luar ngeri, maka sesuatu menjadi kebenaran.
Sektor distribusi swasta adalah sangat kecil dibandingkan oleh seluruh sector public-kecuali sector swasta dan distribusi USA, yang memberikan dukungan kepada pihak Pemerintah USA melalui pajak. Sektor publk seperti telekomunikasi, energy, minyak, transportasi, perbankan, senjata, pajak, pelayanan umum dan sector lainnya yang didominasi oleh sekumpulan monopoli pemerintah. Total balik modal mereka ratusan miliar.
“bagaimana” dan “di mana” sector perdagangan dan distribusi tidak dapat eksis tanpa bagian dari sector swasta dan public yang dimiliki oleh lingkungan pribumisuatu bangsa, sebagai contoh, pendistribusian peralatan telekomunikasi. Atau energi listrik dan pendistribusiannya, tidak dapat eksis tanpa pengoperasian perusahaan yang dimiliki oleh lingkungan pribumisuatu bangsa.
Terdapat 3 sistem jaringan GSM, 2 CDMA dan 3 AMP di Jawa, Bali, Sulawesi dan Sumatra, dan 1 GSM yang digabungkan satelit telepon, pertama di dunia, yang mencakup seluruh mesin pencarian se asia, bagian dari austria utara, seluruh jaringan di utara seperti cina, Jepang, dan barat laut seperti Asia Tengah. Ketika seorang pengguna di wilayah tengah (pertengahan samudera Hindia, contohnya), sistem yang otomatis memindahkan sinyal ke satelit. Ketika pelanggan masuk ke dalam sebuah area GSM di Beijing, Cina, contohnya, handphone pelanggan otomatis masuk ke dalam cara GSM dimana operatoe satelit, Pacific Satellite Nusantara, yang dimiliki oleh seorang Indonesia bekerjasama dengan Hughes, pembuat sistem satelit, memindahkan sinyal melalui sistem cina dimana PSN mempunyai perjanjian jelajah. Sinyal berpindah dari satelit ke GSM dan mewakili umpan balik yang tak berlapis.
Selain itu, Jelajah agen dari merek terkenal seperti Motorola, Siemen, Philip dan Nokia digolongkan sebagai sektor perdagangan dan pendistribusian, yang dilakukan oleh lingkungan pribumisuatu bangsa dalam sebuah kerjasama dengan perusahaan mereka. Jumlah total jaringan pesawat telepom kurang lebih 2,5 juta pada akhir 2000 (diperkirakan mencapai 3 atau 4 juta pada 2001. Jumlah handphone di peredaran melebihi jumlah itu dikarenakan orang memiliki lebih dari satu handphone untuk satu nomor (dengan memindahkan kartu SIM kedalam HP yang lain).
Pendapatan dari penjualan handphone adalah kecil dibandingkan pelayanan outlet pada suatu negara yang dilakukan oleh suatu lingkungan pribuminegara sebagai penyelenggara agen jelajah dan diberikan mayoritas kepada komunitas bisnis lingkungan pribumi minoritas etnis cina.
Ini tipe pengaturan yaitu perwakilan yang mana seluruh bisnis komunitas Cina dilakukan, menjadi sebuah pendistribusian handphone, atau paling besar berjuta (dan bermiliar) konglomerat.
Tidak ada bisnis besar dalam seluruh bidang yang dapat eksis tanpa dukungan dari keluarga eksklusif Soeharto. Atau tanpa dukungan lingkungan pribumi (pemerintah yang korupsi) yang posisinya dapat memberikan ijin operasi bisnis.
Tetapi pemain dalam ekonomi yang adalah anggota lingkungan pribumi dan yang menetapkan siapa mendapatkan apa, khususnya selama huru hara anti cona 1998 dimana beberapa mall dan ratusan bisnis cina dibakar oleh kelompok yang dibayar untuk menciptakan chaos, awal sebuah pertanyaan pada diri mereka kapan penjualan turun : yang mendominasi siapa? “jika orang ini (distibutor dan agen pelayanan mereka) tidak tampak bekerja, kami akan memberi dealer ke orang lain” dan itu akan membuat banyak peminat.
Faktanya seperti ini diabaikan oleh analis yang biasanya duduk di bangku, naskah diatas permukaan realita bisnis, dan pandangan ekonomi dari pakar. Mereka bukan pemain dalam ekonomi, bukan mereka yang harus mendukung aktivitas tersebut, tidak harus melihat hidup atau mati kelangsungan realita bisnis di Indonesia, atau membuat pilihan –mereka tidak akan membuat lebih baik dan tidak jarang, sebaliknya mereka akan membunuh kebijakan bisnis. Pandangan dari area permainan suatu bidang, dan pengalaman permainan yang didukung ”kebenaran ekonomi Indonesia” sangat jauh berbeda daripada pandangan di atas kertas. Beberapa kali nalist, termasuk pemain non Indonesia, salah pengertian terhadap sesuatu yang mengambil sebuah tempat di suatu bidang. Ini sesuatu sama dengan ucapan menjelaskan ketika pertama kali bagaimana menyetir sebuah mobil, dan ketika dia duduk menyetir, pengalaman menyetir mobil lebih jauh berbeda daripada hanya mendengarnya saja.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (4b)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Satya Utama, Lisno Setiawan
Telekomunikasi secara de jure bukan sebuah monopoli pada 8 September 2000, tetapi secara de facto pemerintah masih seorang pemain dan operator, dan masih pendukung non permanen dalam struktur tarif.
Sementara ekonomi terus berubah dan menurun (beberapa orang berkata akan berhenti) ketika terjadi sentimen anti cina pada 1998, “Ekonomi” ini adalah utama nya pendistribusian ekonomi dari suatu barang. Itu sangat sulit untuk memilih lukisan, handphone, sparepart otomotf, atau contoh barang penting lainnya. Tetapi telepon, listrik dan sistem lain yang dapat hidup dan berfungsi, yang selanjutnya digunakan untuk bekerja.
Pendistribusian makanan atau pendistibusian sembako (gula, beras, etc) berlanjut dekarenakan telah dikontrol oleh pemerintah. Ketika komoditas sulit untuk ditemukan dikarenakan pendistibusian bermasalah, pemerintah mengimpor dan mendistribusikannya langsung tanpa menggunakan fasuilitas pendistribusian tradisonal, yang biasanya sulit dan menyebabkan kekacauan.
Sektor pendistribusian makanan, juga didominasi oleg etnis cina, sebagai pusat praktek kecurangan, kenaikan harga dan menyengsarakan rakyat kecil. Contohnyua, jeruk dari Afrika Selatan dan apel dari washington, USA adalah lebih murah dari buah-buahan produksi lokal. Tetapi tipikal distributor cina tidak dapat menghilangkan praktek kecurangan karena aparat pribumi memberikan izin bisnis selalu dengan meminta sebuah potongan dari keuntungannya, alhasil pasti terjadi kenaikan harga.
Dalam rekonsiasi masyarakat etnis Cina, Presiden Gus Dur tulisan Cina untuk hadir. Sekarang kita telah memiliki surat kabar dan program televisi Cina.
Mengapa dominasi ekonomi cina sebuah mitos
Mitos dibangun 32 tahun lebih pada era Soeharto dikarenakan pemerintah memberikan kekhususan untuk memilih komunitas etnis Cina. Itu tidak diberikan seluruh komunitas etnis cina.
Pemilihan anggota komunitas etnis cina yang relatif dan dekat dengan keluarga Soeharto. Soeharto direputasikan separoh etnis cina, berayahkan oleh seorang Mr Liem Senior yang datang dari Cina daratan, dan bersahabat dengan wanita Jawa yang bekerja sebagai pembantu rumah tangganya (beberapa orang menyebutnya sebagai ”wanita penghibur”)
Liem senior adalah saudara bungsu yang mempunyai ayah bernama Sudono Salim, nama Indonesia Liem Siou Liong, yang belakangan menjadi keponakan pertama Soeharto.
Pemilihan anggota komunitas cina ditawarkan keponakan pertama Soeharto, turun temurun ke keponakan kedua, ketiga, dan bereratan dengan keponakan, berantai ke kerabat dan teman.
Mr Liem yunior sampai 1999 selanjutnya memiliki seluruh perusahaan di Astra Group (perakit dan distributor Toyota, BMW, Peugeot (tetapi bukan agen perantara yang penting seperti agen BMW yang diadakan oleh perusahaan pribumi lainnya), dan beberapa merek besar lainnya), sementara teman dekatnya, Willem Suryadjaya, mengadakan Xerox sebagai Astra Xerox. Hubungan itu hanyalah sebuah puncak gunung es. Perusahaan diatas dan banyak perusahaan lainnya telah diambil oleh pemerintah dan asetnya didistirbuikan oleh tender ke berbagai anggota masyarakat yang memiliki utang besar pada bank pemerintah.
Untuk mengatakan dominasi etnis Cina pada sebagian sektor swasta tidak benar; teapi untuk berkata dominasi asosiasi Soeharto cina pada sebagaian sektor swasta adalah lebih benar.
Masyarakat pribumi menumpahkan amarah selama keusuhan 1998 pada etnis cina adalah salah alamat. Banyak komunitas etnis cina yang tidak kouprsi, mencuri atau melakukan kesalahan lainnya. Mereka adalah orang yang sama dengan seperti etnis yang lainnya, berkosentrasi pada bisnis mereka, tanpa mengetahui tentang anggota Cina yang kenal dan berasosiasi dengan keluarga Soeharto. Tetapi mereka menjadi korban demokrasi anti Cina yang menyatakan etnis ”Cina” sebagai pencuri negara.
Mereka adalah pekerja dan orang cina hidup di tempat kumuh di berbagai belahan dunia seperti masyarakat lainnya. Prosentase etnis Cina yang melakukan hal yang baik dan yang hidup dalam kemiskinan, dibandingkan masyarakat lainnya, adalah hal yang wajar (contoh sedikitnya pengemis diantara mereka, dan kurangnya China untuk berbuat baik dikarenakan jumlah populasinya sedikit). Dikarenakan sifat alamiah sederhana masyarakat Jawa, dan sikap sederhana tersebut diambil dari aparat peemrintah yang kaya yang tidak mendukungnya untuk menjadi kaya, kita punya sebuah peraturan tak tertulis dimana para pribumi tidak boleh menunjukkan kekayaannya.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (5)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Satya Utama, Lisno Setiawan
Perbankan adalah tempat untuk melakukan pencurian
Alat yang dinamakan dominasi ekonomi kroni Cina melalui ratusan bank swasta, terutama dimiliki oleh kroni Cina. Bank tersebut di salurkan dananya ke ribuan perusahaan, terutama milik kroni Cina. Dana bank tersebut berasosiasi perusahaan yang juga melanggar hukum perbankan. Khususnya peraturan dari Bank sentral, Bank Indonesia, Departemen Keuangan dan berhubungan institusi yang mendukung untuk berhati-hati dan melawan malpraktik dengan melakukan pengawasan.
Sementara banyak sektor swasta yang dimiliki oleh Bank kroni Cina daripada masyarakat pribumi atau pernyataan (negara) yang dimiliki bank-bank yang berjamuran jumlahnya dimulai 1988, faktanya sektor pemerintah atau swasta mendanai bank tersebut. Ketika krisis ekonomi terbayang dan menjadi bagian bencana ekonomi secara nyata, pemerintah menalangi bank kroni Cina tersebut.
66 bank yang mengalami masalah pembayaran ditutup, 13 yang lainnya terlalu besar untuk dimatikan akhirnya dinasionalisasi. Bank tersebut (BCA (yang mengklaim sebesar 250.000 nasabah baru yang tak terduga setiap hari pada Desember 2000 yang mana pelanggan baru BCA telah menambah modal pembukaan rekening baru yang biasanya Rp 50.000 atau US$ 5,25 sampai dengan Rp 500.000,-): Bank Danamon, Bank Lippo (orang tua asuh Bank of China in Hong Kong), Bank Niaga (milik pribumi), Bank Internasional Indonesia, dan sejumlah bank lainnya) ditalangi.
Aset, utang dan obligasi mereka dilikuidasi dan dinilai bank swasta yang selanjutnya diambil alih oleh Pmerintah dikarenakan Bank kroni Cina dibiayai oleh uang masyarakat melalu mekanisme yang disebut Bantuan Likuiditas Bank Indonesia. Sebuah agen yang disebut Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) dibentuk untuk menyelesaikan tentang masalah tersebut.
Pada Desember, 2000, kedua bekas Bank China yang berkembang selama rejim Soeharto, khususnya selama periode 1988 sampai 1997 ketika banyak orang tidak mampu mendirikan bank, dimana tidak lama dimiliki oleh pribumi. Mereka gagal untuk membayar utang kepada BI yang telah diakumulasikan, jumlahnya sekita US$ 150 miliar.
Banyak bankir dimaksud melarikan diri bersama uang nasabah mereka yang diambilnya pada rekening luar negeri di Singapura, hong Kong, Taiwan, Cina, London dan USA, Sementara pemerintah Indonesia pergi mengumpulkan permasalhan dan menerbitkan obligasi guna membayar tabungan masyarakat.
Krisis Ekonomi 1998-2000, yang menempatkan 132 pemiliknya dibawah investigasi kriminal dan menempatkan beberapa darinya dibawah pengawasan travel luar negeri. Beberapa dari mereka melarikan diri contohnya pemilik Bank Harapan Santoso (BHS) yang sekarang dibawah penjara Australia.
Dana tersebut juga menjadi ”uang panas” yang didanai pinjaman lain, kebanyakan rekanan International, dan orang lain melalui kerja sama dengan organisasi multi nationals luar negeri. Sebuah awal perusahaan dengan memberikan uang panas dari 5 % sampai 3 % untuk memulai sebuah kerjasama nasional atau internasional, yang selanjutnya 95 % sampai 65 % yang diberikan oleh bank atau mulyinational yang berpusat di luar negeri.
Tanpa banyak harapan, seluruh bank memberikan surat berasosiasi dan subsidi perusahaan mulai dari 5 atau 265 perusahaan per bank. Selain itu subsidi mereka, digunakan oleh mereka untuk mendanai bisnis kroni Cina lainnya. Seluruhnya melanggar hukum batas minimal pemberian pinjaman perbankan, sebuah pusat investigasi perbankan dan indikasi criminal pada pemilik bank.
Jumlah ini, khususnya bank milik kroni cina yang dibiayai ribuan bisnis dari ibu angkat dan ayah angkat konglomerat internasional yang mana beberapa dari didominasi dan menunjuk perusahaan luar negeri seluruh dunia, yang dilaporkan media Amerika US News, juga mendukung sebagian kampanye pemilihan kembali Bill Clinton yang didanai melalui anak Group Lippo.
Beberapa multinasional tersebut sekarang berhenti dengan skenario tersebut. Merka, juga, meminta pemerintah Indonesia bertanggungjawab untuk mengakui utang. Perusahaan Amerika menggunakan Pemerintah US untuk mendesak Pemerintah Indonesia. IMF sekarang melambung berkampanye, dan mereka, juga mengatur waktu dan konidisi prioritas untuk menerbitkan jadwal pinjaman mereka untuk membantu negara saat krisis ekonomi.
Sementara ratusan perusahaan, banyak dimiliki oleh minoritas kroni Cina yang dibiayai oleh Bank-bank yang didirikannya-yang dananya dari Bank Sentral Bank Indonesia menggunakan dana publik-semakin melambungkan kekayaannya, dan negara Indonesia tidak dapat survive tanpa mereka dikarenakan mereka adalah pilar ekonomi negara.
Mitos ini diadopsi semua orang di perputaran keuangan Asia, dan khususnya setiap orang dari komentator TV, Media massa, termasuk masyarakat Indonesia, khususnya Presiden Ketiga Mr BJ Habibie, dan sekarang Mantan presiden Abdurrahman Wahid yang percaya dalam mitos ini.
M Berkembangbiaknya Bank China dimulai dari berkurangnya 1 lusin ke lebih dari 200 bank yang mampu dikarenakan korupsi aparat pemerintahan Soeharto, dalam memimpin Bank Sentral Indonesia dan 7 bank milik negara dan mengijinkan mereka berkembang biak.
Motif untuk pembayaran akhir, atau sebuah kepemilikan saham minoritas, biasanya atas nama anak dari pejabat bank pemerintah, istrinya, atau kerabat dekat yang dipercaya, bahkan selingkuhannya. Dalam kasus lain, sebuah telepon dari istana presiden Soeharto atau sebuah memo dari seorang yang dikenal dekat dengan istana, memberikan ijin perbankan. Aparat pribumi lebih menyenangi penawaran kroni Cina dikarenakan telah terjadi bertahun-tahun, minoritas kroni Cina biasanya menyuap dalam penawaran bisnis. Aparat dapat memperhitungkan mereka dalam menjaga mulutnya apabila terjadi suatu yang kesalahan.
Tetapi berita TV terus menerus, dengan kepercayaan, faktanya dan angkanya didukung oleh lembaga nasional atau internasional yang diketahui akuntan publik dan diudarakan melalui TV, dipublikasikan di media massa, pencabutan travel 132 eksekutif bank, dan penjara atau terindikasi bankir tersebut merusak mitos ini.
Faktanya publikasi TV di parlemen selama berjam-jam dan berhari-hari yang tidak lain dari seorang Cina, Kwik Kian Gie, yang menjadi Menteri Koordinator Perekonomian, (seorang menteri yang mengkoordinasikan menetri0menteri dibawah kategori tugasnya yakni keuangan, industri, dan keuangan dll).
Dia mengumumkan nama, nama perusahaan, berapa kekayaan perusahaannya, apa dimiliki pemilik bank dan perusahaan, akuntan publik nasional dan internasional yang memberikan penilaian, dan juga lainnya selama beberapa jam pada beberapa hari. Nilainya diberikan kepada BPK, Itjen di berbagai departemen, dan lembaga akuntan di beberapa negara dan internasional yang dikenal.
Fakta dan nilainya sangat terbuka, dan tidak ditayangkan bagaimana akar korupsi menembus dinding pemerintah pusat, menurun ke propinsi, dan sampai ke level desa yang utamanya berhubungan penyitaan dari perjanjian besar pertanahan seluruh negara maju, dan bahkan perjanjuan tanah tidak berguna seperti golf dan hotel berbintang, sementara massa lokal semakin panas dengan kebencian dan dendam karena persetujuan tidak berhukum dari tanahnya, 90 % tidak dibayar.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (6a)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Satya Utama, Lisno Setiawan
Satu alasan utama mengapa orang banyak yang menderita di pedesaan
Indonesia pada dasarnya adalah negara pertanian. Mayoritas masyarakatnya bekerja di sawah dan bergantung pada lahan yang dikerjakan secara turun temurun untuk memenuhi kebutuhan rutin mereka. Jika kota besar pernah mengalami krisis ekonomi, daerah pedesaan tidak terlalu terpengaruh. Suatu hal yang wajar, dan ketika perkekononomian kota turun sebesar 16 atau 20 persen, pedesaan hanya turun 3 atau 5 persen. Ketika sebuah industri membangun sebuah bisnis besar, tanah akan dibeli dari penduduk. Tidak jarang, penduduk lokal dipaksa menjual tanahnya, sementara pendapatan dari penjualan tersebut tidak cukup untuk menyambung hidupnya. Akhirnya, mereka pergi ke kota dan menyebabkan pengangguran, dan menjadi masalah dikarenakan mereka pekerja tidak terlatih.
Kroni Soeharto melakukan perjanjian penawaran untuk pembelian tanah. 10 % harga pembelian dibayar dan menyisakan 90 %. Pemilik menyerahkan akta tanah asli ke notaris publik untuk pemindahan kepemilikan. Ketika kepemilikan sudah pindah dan ketika waktu datang untuk membayar sisanya, ternyata tidak dibayar. Sebagai notaris publik resmi pemerintah, mereka menjadi saksi yang bertindak atas nama pemerintah, dikarenakan notaris publik diharuskan untuk patuh dengan pemerintah, supaya mereka longgar atas lisensinya. Tidak ada hukum bagi orang-orang yang tidak memiliki dana untuk berperang secara hukum melawan orang-orang yang mampu lawan. Lihat cerita perusahaan minyak raksasa Caltex.
Jika penduduk kampung protes dia tidak ditangkap oleh polisi tetapi ditangkap oleh tentara dikarenakan menyebabkan gangguan (misalnya tentang tanah yang "tidak lagi dimiliki"). Walaupun ini merupakan penyalahgunaan pemerintah di tingkat provinsi atau desa, pada penduduk kampung, pemerintah mencabut haknya yang sudah jelas.
Banyak daerah di Jakarta, misalnya Pusat Bisni, Soekarno-Hatta bandara, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), sebagian Jalan Sudirman (jalan utama antara pusat dan selatan Jakarta Jakarta Kebayoran suburban), pertanian Soeharto di Bogor, Jawa, barat dan beberapa daerah lain yang menyebabkan konflik, yang menjadi sasaran kekerasan tersebut.
Membeli properti di daerah-daerah tersebut di Jakarta, atau properti lainnya milik Soeharto dan asosiasi bisnis di negara manapun, berarti sebuah risiko peluang yang melawan hukum mantan pemilik tanah. Mantan pemilik tanah yang sekarang dalam berperang secara hukum dengan perusahaan multi-nasional (akuisisi properti yang dulunya disponsori oleh orang Soeharto), dengan lembaga pemerintah termasuk lapangan udara (karena Pembentukan paksaan), dan perusahaan swasta yang sebelumnya dimiliki oleh lingkaran Soeharto.
Orang-orang di desa kini menuntut keadilan, dan tidak lagi takut terhadap yang mereka hadapi, termasuk aparat bersenjata sebelumnya yang dikhawatirkan. Ketika mereka disarankan untuk mencari penyelesaian hukum, banyak dari mereka mengambil nasihat ini, tetapi lebih sering mereka tahu itu adalah perjuangan berat. Mereka menyadari bahwa mereka akan berperang bahkan sebelum mereka mulai dikarenakan mereka tahu sistem hukum sangat korup. Perjuangan mereka, setelah bertahun tahun frustrasi, dan bahkan sia-sia perjuangan pada hukum yang mencoba untuk memulihkan tanah mereka (yang telah menjadi lapangan golf, resort hotel yang mewah, atau bisnis lainnya), akhirnya mereka melakukan pembakaran kendaraan, bangunan, bahkan membunuh aparat bersenjata, selama 2 tahun terakhir.
Hal ini merupakan penyalahgunaan kekuasaan dan ketidakadilan, kecurangan baik oleh penilai tanah yang tidak adil dan alasan lainnya, dan kebanyakan dipecahkan dengan mengirimkan personil bersenjata di provinsi di Indonesia di Irian (Papua), Kalimantan dan daerah-daerah lain yang menyebabkan permintaan untuk kemerdekaan dari bangsa Indonesia.
Bapak Kwik mengemukakan bahwa pihak hukum jika mereka tidak bekerja sebagaimana mestinya, "di atas 85% dari semua pegawai pemerintah, dan 75% dari semua bisnis konglomerat akan berakhir di penjara. "Jika ini terjadi," katanya di DPR yang ditayangkan TV berpendapat, "tidak akan ada satu kiri untuk menjalankan negara." (75% bisnis konglomerat sebagaimana dimaksud tidak termasuk yang biasa-biasa saja, atau mama-dan-pop, usaha) .
Bapak Kwik kemudian dipecat karena Presiden Abdurrahman Wahid, seperti beberapa orang berkata, ia mengungkapkan terlalu banyak hal, terlalu cepat, dan menyentuh individu yang telah menyumbang kepada presiden Abdurrahman.
Sementara itu di mantan pemerintah Habibie dan Gus Dur telah berusaha untuk meyakinkan "investor asing" untuk kembali ke Indonesia, tidak mewujudkan bahwa besaran 75% "investor asing" ini sebenarnya adalah milik Indonesia, banyak kerusakan yang didanai oleh dana yang bersumber dari pejabat Indonesia, selain itu dicuri dari dana yang diberikan oleh pemilik bank yang tersamar sebagai pemilik luar negeri, dan diatur oleh orang Indonesia yang membayar pegawai luar negeri.
Presiden negara tidak datang dari sektor usaha, dan tidak mempunyai pengalaman sebagai pengusaha yang mencapai puncak. Mantan Presiden Habibie sebagai insinyur pesawat terbang, dan sebagai mantan presiden perusahaan manufaktur pesawat IPTN, sebuah janji presiden, yang dituduh di Parlemen memberi miliaran dolar, menunjukkan kurangnya keahlian bisnis. Oleh karena itu, presiden ini tidak bisa disalahkan jika mereka tidak mengetahui yang bernuansa usaha pada umumnya, khususnya bisnis Indonesia.
Penanaman Modal Asing yang dimiliki oleh orang asing tidak mengembangkan negara
Itu bukanlah investor asing yang berinvestasi ke dalam negara, tetapi "perusahaan asing" yang dimiliki oleh orang Indonesia, atau perantara asing mereka.
Ini merupakan rahasia umum di kalangan atas yang bermain di tingkat usaha atas (dan karena itu mereka mengetahui mereka berpartisipasi pada peristiwa tersebut) yang ketika korporasi asing berinvestasi di Indonesia, termasuk yang terkenal global perusahaan, dana ini benar-benar dimiliki oleh orang Indonesia.
Bagaimana ini dilakukan? seperti investasi di New York atau London Bursa, misalnya, dana yang berasal dari korupsi adalah reinvestasi kembali ke Indonesia, samar-samar sebagai "investasi asing" melalui perantara bepusat di luar negeri, baik perorangan atau perusahaan.
Sebagai contoh, yang terkenal perusahaan konstruksi asing (sehingga terkenal, dalam kenyataannya, bahwa setiap orang dalam usaha konstruksi besar dari mereka telah mendengar) didekati dan diberikan janji-janji dari kontrak proyek di Indonesia.
Perusahaan ini, katakanlah, takut untuk berinvestasi. Tetapi ini perusahaan multi-nasional besar yang dipilih karena ukuran dan reputasi karena partisipasi mereka yang bagus, karena itu sesuai dengan besarnya multi-juta dan multi-proyek miliar untuk dikembangkan.
Entitas Indonesia ini menyediakan dana investasi dalam nama korporasi asing. Ini adalah satu cara untuk menyembunyikan dana kotor.
Perusahaan penerima bukan merupakan lembaga peradilan, atau agen moral, sehingga tidak terlalu penting dari mana dana ini berasal. Sebagian besar perusahaan obat bius berhenti di sumber pendanaan. Tambahan dana investasi meningkatkan citranya, sejauh mereka berkepentingan untuk mendapatkan keuntungan. Terdapat variasi, tetapi keseluruhan ini adalah untuk manfaat dari penerima dan pemegang saham. Juga, ini merupakan kesempatan untuk menjadi "disponsori" oleh pemain dari usaha masyarakat Indonesia yang membutuhkan apa yang diinginkannya, mereka menghemat waktu dan usaha.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (6b)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Satya Utama, Lisno Setiawan
Korporasi asing, dengan kerjasama dengan klien dari Indonesia, dijanjikan "perawatan khusus" seperti eksklusivitas (dalam kenyataan yang monopoli ilegal), dan lainnya yang dijanjikan akan terlalu sayang untuk terlewatkan. entitas Indonesia dengan akses untuk korupsi dan mencuri dana pastinya mempunyai akses untuk memberikan insentif spesial,
Korporasi asing berinvestasi, tetapi tidak benar-benar menggunakan dana sendiri bersumber dari rumah para pemegang saham. Untuk membuat pengaturan hukum di mata pemerintah asing di mana perusahaan ini berada, tidak menjadi masalah bagi mereka pengacara yang diperlukan untuk membuat persiapan, misalnya, dengan penerbitan saham khusus untuk melayani skenario dimaksud.
Atau dengan pembentukan perusahaan lokal Indonesia, menggunakan nama multinasional asing di bawah PMA investasi asing, tetapi mayoritas kepemilikan saham dimiliki mayoritas orang yang terdengar nama asing (yang sebenarnya adalah perantara dari entitas Indonesia) , Atau langsung dimiliki oleh sebuah nama Indonesia. Entitas Indonesia jelas tidak diketahui atau tak terdengar, tetapi fakta menunjukkan entitas Indonesia mengatur keseluruhan skenario. Keseluruhan skenario diatur secara legal dengan baik, membayar pengacara multi nasional dengan bayaran tinggi dan mitra indonesia mereka.
Uang membeli pengacara multi-nasional yang terbaik
Ingat juga bahwa individu dengan ratusan juta dan miliaran dolar yang sama memiliki kapasitas sebagai Mafia berikutnya, atau bos narkotik, untuk menyewa pengacara multi-nasional terbaik. Uang dapat membeli yang dapat menampilkan Indonesia klien mereka semua keuangan internasional dan korporasi trik dalam buku. Ini termasuk membeli bank yang ada di daerah bebas pajak di sebelah barat dan timur hemispheres, termasuk yang lebih dikenal daerah seperti Swiss, Inggris dan Amerika Serikat
Banyak swasta di Indonesia ini telah melakukannya, termasuk Bank Indonesia, yang membeli Andover Bank di Belanda (tapi sekarang sudah mencoba untuk menjualnya).
Besaran dana kotor dapat didepositkan di bank tidak dikenal, khususnya di mana orang bebas pajak dimana pelaporan ke penguasa tidak diminta, dan penguasa internasional atau nasional pemerintah harus membutuhkan waktu yang panjang menemukan dan memeriksa deposito ini. The Union of Bank Switzerland, UBS ini merupakan salah satu bank terbesar dunia, pada 1950 adalah satu bank kamar kecil. tetapi Soekarno mengubah semua ketika dia menaruh deposit dalam jumlah besar di bank mereka.
Sesungguhnya, ada investor asing, 100% dimiliki oleh entitas asing. Tetapi oleh dan besar dari total 100%, adalah aman untuk mengatakan bahwa setidaknya 75% dari total investasi asing dimiliki oleh orang Indonesia, Bapak atau Mcarthy Yohanes (atau lainnya pengucapan nama), yang senang disebut ketua dewan luar negeri New York, misalnya, tetapi yang sebenarnya adalah seorang karyawan dari suatu entitas Indonesia.
Demi kemudahan pemilikan dana, perusahaan asing dapat dibeli, dengan manajemen tetap, namun kepemilikan telah berubah tanpa kesadaran publik.
Jika ini adalah perusahaan yang terdaftar di bursa efek, masyarakat bisa membelinya, listing tersebut ditarik, dan perusahaan ini tidak lagi diperlukan untuk memberitahukan kegiatannya. Tetapi yang utama, pemberi WO ingin menyembunyikan dana kotor mereka, sehingga dg metode ini tidak menarik perhatian.
Yang investasi di P.T. Telkom Indonesia (nasional telekomunikasi monopoli) oleh " entitas asing" yang berinvestasi melalui NYSE dan London Stock Exchange, misalnya, ternyata didadanai investor asing melalui perantara luar negeri. Sebagian besar dari dana ini berasal dari dana kotor yang diperoleh melalui IMF, Bank Dunia dan lembaga internasional lainnya.
Fakta yang tersedia di berita keuangan menampilkan Indonesia melalui sektor swasta baik PMA dan kerjasama domestik PMDN dikoordinasikan oleh BKPM, berinvestasi di mana saja dari US $ 20 miliar sampai dengan $ 40 miliar per tahun pada dua dekade terakhir, US $ 33 miliar pada 1997-98 dan $ 13 miliar pada 1998-99 penurunan drastis yang disebabkan oleh krisis ekonomi Asia yang menekan Indonesia yang paling sulit.
Hampir selalu, investor domestik Indonesia PMDN (domestik-sumber dana yang dimiliki incountry atau luar negeri) yang mayoritas investor, kadang-kadang sampai 90% dari kedua PMA dan PMDN investasi tahunan, tapi biasanya rata-rata 60% sepanjang dekade.
Oleh karena itu, sebuah tahunan investasi baik PMA dan PMDN sebesar US $ 30 miliar, mari kita katakan, 60% dari total atau $ 18 miliar adalah pasar domestik yang dimiliki, sementara sisanya adalah $ 12 miliar bersumber asing, atau badan yang dimiliki oleh asing. Walaupun ini merupakan "milik asing", diperkirakan 75% dari beberapa ini $ 12 miliar, atau $ 9 miliar adalah benar-benar dimiliki oleh orang Indonesia tetapi diwakili asing melalui perantara.
Ini adalah salah satu dana asing yang dimiliki Indonesia yang dibangun pada tahun 1966 ketika Soeharto untuk mengambil alih apa itu hari ini.
Selain itu, terdapat investasi oleh perusahaan lokal tidak terdaftar menggunakan domestik BKPM Penanaman Modal Daerah rata-rata 30% sampai 60% dari tertentu tahunan PMDN dan PMA total. Hal ini dikarenakan, khususnya kelompok investor tidak menerima keuntungan yang cukup signifikan di bawah, baik melalui domestik maupun asing BKPM Penanaman Modal Daerah, misalnya pembebasan pajak atau peralatan, dan karena itu tidak mendaftar mereka investasi baik di dalam negeri atau asing. Non-BKPM tersebut adalah investasi pembentukan perusahaan baru di seluruh negara sebagai mewakili PT biasa (perusahaan terbatas atau perusahaan terbatas).
Di mana dana tersebut berasal? Pasti dari penyandang dana internasional dan perbankan. Penyandang dana internasional tetapi hampir selalu memerlukan jaminan bankable. Kata kunci di sini adalah agunan "bankable". Sumber lain adalah biji uang yang dijelaskan di atas, bersumber dari dana korupsi atau dicuri.
Agunan tersebut, yang dimiliki oleh anggota keluarga bangsawan, yang terdiri dari emas dan platinum, beberapa berlian dan giok. Mereka adalah agunan 'bankable', dan disimpan dalam brankas dari bank sentral di 93 negara dan 113 bank besar utama yang dijelaskan di atas.
Mereka tidak ada hubungannya dengan korupsi atau dicuri, karena dana dalam keberadaan beberapa ratus tahun yang lalu. Namun dalam kenyataannya agunan yang diberikan dana yang diberikan oleh lembaga internasional lending (IMF, Bank Dunia, dll) kepada pemerintah Indonesia dalam program pinjaman yang kemudian dikorupsi oleh anggota pemerintah Soeharto selama 32 tahun.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (7a)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Lisno Setiawan
Mereka yang berwenang dalam akses adalah yang terdaftar di bank utama internasional tersebut
Perhatikan juga bahwa yang dimaksud "dengan akses" belum tentu "pemilik" dari aset tersebut. Situasi ini mirip dengan deposan yang memiliki deposit $ 10.000, tetapi Sertifikat asli $ 10.000 ini dipegang oleh orang lain, dan orang lain ini memiliki dokumentasi untuk mengizinkan dia pegang dokumentasi asli (sebaliknya seseorang tanpa dokumentasi yang relevam dapat dianggap sebagai pencurian).
Untuk dapat mencarikan pokok agunan, atau untuk mencairkan bunga, atau untuk menggunakan aset tersebut sebagai jaminan pinjaman, atau untuk digunakan agunan atau bunga dengan imbalan yang tinggi dan program investasi jangka panjang, baik pemegang asli sertifikat yang terdaftar dan pemilik harus hadir di bank tempat deposit ini diselenggarakan.
Hal ini lebih rumit karena banyak aset tersebut dimiliki oleh orang yang sekarang sudah almarhum, keturunan mereka tidak selalu memiliki akses mudah untuk pusaka mereka. Bank (banyak di Swiss) yang memegang aset ini juga tidak membuat kehidupan mudah bagi keturunannya. Bagi keturunan untuk memiliki akses ke warisan mereka, mereka harus memiliki nama-nama mereka, mereka tanda tangan, dahi dan samping foto, dan sidik jari cetak terdaftar di gudang bank di mana warisan mereka berada. Jika pemilik asli aset mengabaikan untuk memenuhi persyaratan ini, penguasa itu mungkin juga lupa pada warisan yang pernah ada. Selama ini dokumentasi bank - seperti yang ditentukan oleh bank tertentu - tidak tersedia di data bank mereka, tidak ada jumlah dokumentasi notaris atau sertiikat perjanjian yang akan melepaskan aset tersebut.
Catatan, juga, Bapak Soeharto suatu kali pergi 3 hari perjalanan di Jerman dengan anak didik, Dr BJ Habibie, berpura-pura untuk pemeriksaan medis. Tidak diketahui oleh publik, namun, kedutaan Swiss di Jakarta juga mengeluarkan visa untuk Bapak Soeharto, beserta semua anak-anak dan cucu dan yang selama ini saat tertentu semua keluarga Soeharto berwisata ke Swiss. Mengapa? Untuk memenuhi syarat perbankan ini, karena tak ada satupun keturunannya yang melakukan pemeriksaan medis.
Semakin lama aset ini ditahan di bank, semakin lebih baik saja . Ini adalah fakta nyata di perbankan: keuntungan bagi bank bila deposit besar tidak diklaim oleh para pemilik atau keturunan. Oleh karena itu, Bank tersebut tidak terburu-buru untuk mencari para ahli waris dan pemilik sebenarnya.
Batu bara, minyak, emas, hasil hutan di tanah bukanlah bankable. Bukan ini yang dibahas di artikel ini, tetapi cukup untuk mengatakan investor swasta Indonesia memperoleh banyak dana dari suatu tempat, dan memiliki kemampuan setidaknya untuk 25 tahun terakhir mampu membangun Indonesia menjadi salah satu negara dg pertumbuhan ekonomi tercepat setelah Cina. Pemerintah hanya kendaraan untuk mempertahankan kontrol dan koordinasi kegiatan. Pemerintah bukanlah investor, dengan pengecualian infrastruktur di mana mereka mendapatkan dana dari pajak dan antar-pemerintah pinjaman.
Walaupun ada di timur Timor Leste dan krisis lainnya yang membuat protes dari masyarakat internasional untuk menahan dana ke Indonesia, bankir internasional yang memgang jaminan bank swasta mengastanamakan pemilik Indonesia, masih memberikan dana untuk para pemilik Indonesia, banyak yang disimpan di luar negeri.
Karena dana tersebut berasal dari jaminan swasta, mereka tidak tersangkut paut dengan kinerja pemerintah. Tidak ada yang berbeda dari satu pribadi sendiri memiliki deposit $ 10000 yang tidak tunduk pada kinerja pemerintah, dan dia dapat melakukan segala sesuatu sebagai pemiliknya - untuk menjaga dirinya, atau kontribusi kepada pemerintah, atau membayar prajurit veteran yang telah berperang - Kecuali deposit ini jauh lebih besar dan dapat berpindah-pindah dan telah menjadi bagian dari ekonomi dari negara-negara industri. Ia juga beruntung bahwa pemilik agunan besar ini - seperti yang khas dari pemilik $ 10.000 - tidak memilih untuk membeli senjata yang menjadi salah satu haknya untuk menggunakan dana swasta mereka.
Diakui oleh IMF
Melihat keberadaan jumlah aset milik Indonesia, kepala IMF, Michael Camdessus, dalam press briefing di Washington, DC (bila nilai tukar rupiah melompat dari Rp 2.000/dolar AS ke bawah Rp 18.000) berkata :Negara donor bilateral Australia, China, Hong Kong, Jepang, Malaysia, Singapura dan Amerika Serikat di samping IMF, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia, berniat untuk memperbaiki dari depresiasi rupiah yang berlebihan, dan mereka akan bertindak lagi jika diperlukan ".
Selain itu, ia menyatakan, Indonesia adalah "untuk menggunakan sendiri aktiva luar yang substansial ". (dikutip dari direktur managing IMF di Press Briefings dan laporan lembaga lain tanggal 31. Oktober, 1 November, dan 10. November, 1997).
"Substansial" di IMF tidak berbicara puluhan atau bahkan ratusan miliar dolar karena Indonesia pada tahun 1991 telah diberi lebih dari US $ 100 miliar, tetapi lebih dalam wilayah triliun dolar. Tidak hanya itu, ketakutan IMF dan lain-multi nasional pinjaman lembaga sedar dari total seluruh aset Indonesia yang dimiliki, karena banyak dari aset tersebut berada di negara-negara di mana ia bukan anggota IMF, misalnya Libya dan Irak.
Bank Dunia, seperti nama negara-negara, yang tepat adalah: bank, dan merupakan dana untuk penggadaian dan agunan. IMF yang tepat adalah: suatu dana manajer, bertanggung jawab untuk penyaluran dana atas nama penerima. IMF didominasi oleh AS dan ada negara yang memiliki sentimen negatif terhadap Amerika Serikat dan memilih untuk tinggal jauh dari lembaga didominasi USA.
Individu dengan deposito lebih dari US $ 1 miliar, Mei membuka rekening di dua lembaga ini, dan seperti biasanya institusi perbankan, harus memiliki pendukung untuk membuat rekeningnya dibuka.
Perbedaan Antara 'pemerintah' dan ”bangsa” Indonesia
Indonesia, yang lebih kurang 215 juta orang Indonesia - bukanlah Pemerintah yang hanya terdiri 5 juta – aset ”substansial” ini sendiri (diwakili oleh berbagai kerajaan). Inilah perbedaan antara "pemerintah" dan "bangsa" di mana obyek yang berubah sebelumnya, sementara selanjutnya tidak terjadi.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (7b)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Lisno Setiawan
Pemilik aset multi-miliar ini yang bersahaja
Dikarenakan sebagian besar hadiah aset tersebut (substansial) yang dimiliki oleh orang Jawa, dan orang Jawa pada dasarnya sangat sederhana, bersahaja dan tidak ingin pengaruh terhadap kelebihan diri sendiri dan suku lain dari anggota masyarakat Indonesia - dan bahkan tidak jarang skema keuangan internasional - tidak heran, maka dari itu, ini adalah berita yang baru bagi sebagian besar masyarakat internasional.
Namun, ribuan pengacara keuangan ekspatriat, bankir, konsultan keuangan, pembeli emas, penyandang dana dari semua negara-negara industri, bahkan dari negara-negara dengan kesulitan ekonomi seperti Kamboja misalnya, banyak perwakilan yang diketahui entensitas yang bonafide, dan pengusaha sederhana tanpa asosiasi bisnis yang spesifik, yang mengetahui keberadaan aset tersebut.
Beberapa dari mereka salah memberikan informasi, misalnya Aset tersebut dikontrol oleh individu tertentu dari Kamboja; atau hanya segelintir pegang "kunci" untuk Aset ini. Tidak spesifik mengarah individu yang memegang kunci karena lapangan bermain jauh lebih besar dari mereka yang pernah bayangkan. Jika ada individu yang memegang kunci, terdapat sekitar total 97 individu. Tetapi ini adalah 97 orang yang terkait dengan emas Soekarno; tidak dengan aset yang dimiliki oleh kerajaan lain.
Ekspatriat tersebut telah turun sampai 2 hingga 3 bulan setiap kali ke hotel bintang 5 Jakarta sejak pertengahan '80am (populer di kalangan mereka adalah Hotel Shangrila [yang didanai oleh bank negara BNI dan berdiri di lahan BNI], Mandarin, Grand Hyatt, Hilton dan Meridien), mereka kembali lagi dan lagi selama 2-3 bulan dengan membawa pengetahuan dan berharap mendapatkan uang.
Ekspatriat ini, khususnya bank dan jaminan kepercayaan dari Amerika Serikat, juga menyatakan bahwa Microsoft Bill Gates dan saham US $ 90 miliar (sebelumnya terbaru keputusan pengadilan US kemungkinan memecah perusahaannya) adalah "miskin" dibandingkan dengan aset pemilik tersebut.
Bill Gates adalah kaya di mata publik karena kepemilikan saham publik, perusahaannya Microsoft bersama milik publik, dan bagian dari SEC (Securities Exchange Commission federal, lembaga yang mengatur pasar saham US) diharuskan untuk memberitahukan semua informasi perusahaan pada publik.
Pemilik aset kekayaan ini tidak dimiliki publik dan karenanya tidak memerlukan pernyataan publik. Ada orang Amerika dan orang Eropa (dan orang Indonesia) yang trilliuner, ekspatriat mengklaim hal tersebut, namun tidak satu pun yang mendengar mereka, bahkan jika namanya diumumkan. Selain itu, mengapa mereka ingin membuat seluruh dunia untuk tahu bahwa mereka kaya dan kemudian akhirnya akan menjadi sasaran penculikan dan ancaman fisik lainnya untuk keluarga mereka?
Bagaimana agunan ini masuk ke dalam sistem keuangan dunia?
Sejarahnya ketika pertama kali kerajaan-kerajaan Indonesia menyetorkan harta mereka dari perdagangan di banyak negara lebih dari seribu tahun yang lalu, lembaga tempat mereka simpan kemudian menjadi bank sentral bangsa-bangsa. Mereka tetap dalam deposito bank sentral, dan selama masa moden, aset tersebut menjadi bagian dari yang melekat aset bangsa. Pedagang Indonesia (Jawa) dulu banyak daerah di dunia, dan tertinggal budaya Jawa mereka, bukti perjalanan mereka sebelumnya di seluruh dunia.
Seperti seseorang menabung uangnya £ 10.000 di Bank Barclays pada tahun 2000, dan kemudian marilah kita berkata pada tahun 2500, lima ratus tahun kemudian, Barclays Inggris menjadi bank sentral. £ 10.000 tersebut yang telah menjadi lebih besar melalui bunga berbunga, masih dimiliki oleh deposan asli; tidak oleh bank sentral dari Inggris, maupun tidak milik Raja Inggris.
Untuk memastikan bahwa ia tetap di nama asli deposan, institusi terbaru seperti lembaga Pengadilan Internasional adalah mengetahui fakta ini. Apapun bangsa Inggris inginkan, selama ini menyangkut penggunaan agunan tersebut, pemilik dan keturunan agunan tersebut harus diberitahukan tentang penggunaannya.
tentang Bagaimana ini agunan masukkan ke dalam sistem keuangan dunia? Misalnya seseorang memiliki 10 kilogram emas warisan dari nenek moyang. Bar tersebut disimpan dalam sebuah brankas bank. Tetapi tidak tercatat sebagai bagian dari aset bank, seperti $ 1 juta cincin berlian pribadi yang disimpan di lemari besi tidak tercatat sebagai bagian dari sebuah aset bank. Ini merupakan fakta kehidupan perbankan.
Jika jumlah yang cukup besar, katakanlah 1 juta kilogram, bank akan meminta izin para pemilik jika mereka dapat menggunakannya sebagai jaminan untuk meminjam uang dari bank lain atau bank sentral mereka. Hal ini kemudian akan dicatat sebagai bagian dari aset bank. Bank "aman menjaga penerimaan" yang dikeluarkan, dalam pelaksanaannya, mengakui bank tanggung jawab untuk menjaga aset ini aman.
Makin besar aset yang terlibat, lebih berhati-hati pemilik aset memandang bank tersebut. Mengapa? Karena bank, termasuk yang terkenal sekalipun, sering kali nakal dan berkelakuan tidak berbeda daripada sebuah Mafia bos. Jika ini di "aman menjaga penerimaan" bank tidak menyebutkan yang bertanggung jawab untuk menjaganya agar tetap aman, dan ditentukan secara tertulis, dalam apabila terjadi sesuatu dengan aset tersebut, bank akan mogok dan menemukan beberapa alasan hukum untuk menghindari tanggung jawabnya . Sementara sebagian besar orang berasumsi bahwa yang aman adalah menjaga penerimaan yang tepat, yaitu untuk tetap aman, bank tidak selalu melihatnya demikian. Itulah mengapa banyak sekali bank tidak berbeda dibandingkan dengan Mafia.
Apabli bank ketika menggunakan aset ini, maka harus kembali secara resmi meminta para pemilik untuk menggunakannya, perjanjian terpisah adalah disusun dan ditandatangani. Bank untuk menghitung nilai sebuah troy ons emas saat ini. Bunga ini kemudian dibayarkan kepada pemilik aset. Sebuah kekayaan bank, karena semua orang mengetahui, sangat tergantung pada jumlah dan kekayaan dari penabung. Deposan besar jelas mendapatkan priritas lebih pada imbal hasilnya daripada mereka yang hanya beromset US $ 1.000 per bulan.
Perbankan dalam kompensasi untuk pemlik asetnya akan membayar bunga seperti dalam bentuk, yaitu jika deposit emas, bunga dalam bentuk emas. Bank yang khusus menangani ini adalah bullion bank dan bekerjasama dengan bank pusat dan domestik dan bank utama internasional.
Namun, jika jumlah yang lebih besar, katakanlah 100 juta kilo, bank sentral negara akan meminta para pemilik untuk menggunakan dalam pengembangan ekonomi melalui 101 metode yang berbeda, termasuk pencetakan lebih banyak uang karena tambahan uang tunai dalam peredarannya membackup agunannya. Hal ini seolah-olah, ajaib, bahwa wajib pajak negara dua kali lipat dan tiga kali lipat semalam. Ini kemudian menjadikan penemuan baru keuangan negara untuk mengembangkan penelitian, dan semuanya baru termasuk kekuasaan militer.
Dikarenakan bingung dengan melibatkan sesuatu yang besar, pemilik agunan yang pada akhirnya memiliki akumulasi "bunga berbunga" dibayar oleh lembaga pinjaman yang seperti sangat umumnya deposanmenabungkan $ 10.000 untuk jangka waktu 12 bulan tetapi tidak mengambil bunga "tagihan mereka" (pokoknya dan bunga dimuka) selama bertahun-tahun, berlanjut memperbesar depositnya, dan akhirnya kekuatannya diatas dari bank.
Karena aset yang tertahan lama dan membuat dana semakin besar, ini pada gilirannya memerlukan aset pemilik untuk membuat sebuah program pendanaan. Ketika satu memiliki banyak uang dan tidak perlu berpikir tentang bahan makanan sehari-hari, tagihan listrik dan pelayanan, dia akan mulai berpikir untuk membantunya, biasanya untuk kepentingan masyarakat. Hal ini dilakukan melalui layanan dari lembaga keuangan dimana penerima dana tergantung dari persyaratan lembaga keuangan pengelola program.
Ketika penerima menerima dana, biasanya ada kondisi yang menyertainya. Misalnya, dana yang tidak dapat digunakan untuk membeli senjata atau narkotik, standar kriteria untuk penerima dana.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (8a)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Lisno Setiawan
Berapa besar deposan dapat menggoyahkan bank & segala sesuatu yang berkaitannya
Jika dalam skenario ini pemilik aset memiliki aset besar yang ditempatkan di bank-bank yang menggunakan agunan ini, tiba-tiba bank tersebut memberitahukan pemilik tersebut ingin menarik jaminannya dari peredaran sebelum akhir periode yang telah disetujui, ini akan menimbulkan kegalauan pada bank, dan kemungkinan menular ke bawah dan lembaga lain yang berkaitan sebagai penerima agunan dan dana tersebut.
Meski pemilik agunan dan bank memiliki perjanjian, bank akan menghitung denda dengan memotong dari agunan, banyak terjadi seperti saat ini $ 10.000 penabung menarik uang itu sebelum disetujui deposit periode 12 bulan. Ini denda tidak melebihi satu angka. Tetapi ini adalah denda tidak seberapa dibandingkan dengan efek bawaan bank dikarenakan pengambilan aset.
pemilik Emas, adalah pemilik komoditi seprti halnya dengan pemilik blok apartement, misalnya, memiliki posisi untuk menentukan dimana letaknya, atau bagaimana, atau oleh siapa komidtasnya boleh, atau tidak boleh, digunakan.
bankir akan mengkonfirmasi, jika ada depositor yang besar - yang relatif besar untuk ukuran bank - dan deposan ini ingin uang dikirimkan ke rumahnya pada 2:30 Minggu pagi (contoh dari suatu instruksi tidak masuk akal, perintah yang tidak beralasan yang dananya hanya digunakan untuk alasan moral), bank akan menransfer tepat pada 2:30 pagi hari Minggu. Bank itu tidak dapat memberikan penolakan atas gangguan yang berasal dari perintah aneh klien besar mereka. Ini adalah fakta skenario kehidupan perbankan, dan ini akan berlaku sama bank kecil bank desa, yang luas perdana multi-miliar bank, atau IMF dan Bank Dunia.
Namun, saat ini pengetahuan luas di Indonesia melekat bahwa kekayaan "bankable" bisa menimbulkan ketidak percayaan, seperti peristiwa tertentu yang tidak masuk akal, ini menandakan ada di balik layar yang mendukung skenario ini, tetapi biasanya tidak dijelaskan, atau tidak dipahami oleh masyarakat umum. Dalam banyak kasus kegiatan ini hanya dilewatkan oleh perhatian dari masyarakat umum tanpa mempertimbangkan lagi. Beberapa peristiwa dimaksud, ada dalam berita internasional, yang akan digambarkan seperti di bawah ini.
Peristiwa apa yang membuktikan adanya kekuatan keuangan negara?
Dua sampai tiga minggu sebelum Soeharto mengundurkan diri 21 Mei. 1998, gubernur bank sentral dan menteri keuangan dari 5 besar negara-negara industri termasuk Jepang dan AS, dan mantan wakil presiden AS membawa pesan pribadi dari presiden Bill Clinton, bertolak ke Jakarta untuk satu sampai dua hari berpura-pura melakukan pertemuan dengan Pemerintah. Nyatanya mereka bertemu dengan pemilik aset dan perwakilannya.
pesan dari gubernur bank sentral AS-wakil presiden menyampaikan kepada pemilik aset dan mempengaruhi agar : tidak menarik, atau melarang penggunaan aset anda karena dapat berakibat ekonomi anda menurun (krisis). Penarikan itu akan menghancurkan ekonomi kami dan ini pada gilirannya kami tidak dapat membantu Indonesia dengan dana tunai.
Sementara ini menunjukkkan kebodohan yang memalukan bagi orang-orang yang merasa bangga tentang ekonomi negara maju multi-triliun dolar, dan untuk orang-orang yang meremehkan dan melihat Indonesia sebagai sebuah keranjang masalah dan pengemis, hakikatnya pengetahuan dasar mereka tentang skenario ini adalah non - wujud.
Seseorang yang tidak percaya hal ini dikarenakan berdasarkan pad a"logika" mereka. Logika mereka pada gilirannya ini berasal dari interaksi mereka, masukan dan pengalaman selama bertahun-tahun. Sama dengan itu, logika dari "pengusaha dengan pengalaman 40 tahun sebagai manajer bank" (kira-kira berumur 65 tahun) bukan merupakan sebuah kriteria untuk menjadi seorang yang telah berpengalaman pada seluruh bidang perbankan atau semua bidang pembiayaan. .Bahkan dikurangi "pembiayaan politik". Terutama ketika menyangkut rahasia negara dimana mereka dapat mengurangi keyakinan para rakyat pada suatu pemerintah.
Lebih lanjut, satu logika berasal dari pengetahuan, atau lebih benarnya kurangnya pengetahuan dan kurang pengalaman di bidang khusus ini. Jika pengetahuan yang dikumpulkan dari pengalaman negatif di bidang ini, atau didasarkan pada kesalahan sejarah politik di Indonesia (kesalahan informasi yang mengatakan bahwa satu bangsa yang terdiri dari 215 juta orang "pembunuh" adalah contoh yang baik), maka ini memberikan kemungkinan kesalahaan data keuangan yang komprehensif dan akhirnya terjadi kesalahan penafsiran. Hal ini kemudian menjadi dasar atas kesalahan penjabaran. Selanjutnya menjadi dasar untuk kesalahan dalam pengambilan keputusan politik oleh para pemimpin politik yang tidak sadar akan elemen-elemen yang benar atas situasi yang diberikan. Mr. Howard, P.M. Australia terlihat seperti orang biasa. Kenyataan bahwa ia adalah perdana menteri, tidak membuatnya merahasiakan semua aspek dari kebenaran akan kekuatan keuangan Indonesia.
Sebuah pengetahuan dasar non-wujud bukan merupakan kriteria untuk klaim bertanya pada subjek yang memerlukan pengetahuan dan pengalaman yang berbeda dengan lingkup pengalaman untuk mengkritik, seperti dokter medis yang tidak memiliki pengetahuan tentang fungsi saraf di otak walaupun dia adalah seorang dokter medis, tidak tepat untuk mengkritik ahli syaraf yang mengoperasi otak. Hal ini berlaku untuk semua bidang, ini juga berlaku pada keuangan, medis, atau bidang lainnya.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (8b)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Lisno Setiawan
Satelit Domestik Dunia Ketiga
Mengapa terjadi ketika pemerintah Indonesia secara teknis bangkrut 1965-1971 meminjam uang ke kiri dan kanan, dan pemerintah baru Soeharto bahkan tidak dapat melunasi pinjaman sebesar US $ 50 juta setelah terjadi pergeseran dari Sukarno ke rezim Soeharto, negara malah pada 1971-72 dapat memasang sistem satelit domestik US $ 350 juta (nilai dekat dengan hampir $ 1.000 juta pada nilai uang hari ini), yang merupakan sistem dunia ketiga (setelah Amerika Serikat dan Kanada) pada waktu itu, sementara negara lain di dunia tidak memiliki sistem canggih yang meliputi Asia, Cina selatan, India dan Australia?
Pada saat itu Indonesia, penuh dengan kekacauan ekonomi dan kelaparan sebagaimana yang terjadi di dunia ketiga., yang kemudian-Presiden Soekarno harus meyakinkan kaumnya untuk makan jagung karena beras telah langka. Lebih buruk lagi negara masih bayi di sebuah negara seni komunikasi dan teknologi satelit modern. Tetapi dengan kepemilikan di sistem satelit domestik dunia ketiga., ia menjadi sejenis senjata bagi para profesor di negara seni teknologi terbaru dimana Eropa belum memiliki.
Bahkan di Amerika dan Eropa sekutu mitra dalam beberapa perang di Eropa dan Asia tidak menggunakan dan tidak menerima teknologi komunikasi canggih ini.
Tetapi Indonesia tidak - dan sistem ini diterima Indonesia pada waktu itu sangat canggih dalam kategori jenis domain militer untuk menerima pejuang pengebom yang USA pada akhirnya menepuk dada dada, bahkan tidak memungkinkan para sekutu di Eropa untuk memilikinya.
Bahkan Uni Soviet yang dapat memiliki teknologi untuk flung Uni Soviet jauh mereka , tidak memiliki sistem satelit domestik yang sangat canggih walaupun mereka adalah salah satu dari dua lengan dunia dan pemimpin teknologi ruang angkasa yang mampu meluncurkan satelit sputnik pertama di dunia.
Bahkan lebih aneh dan bertentangan dengan harapan, Indonesia dan AS pada tahun 1960-an tidak banyak teman karena mantan presiden Soekarno gemar untuk menyerang secara lisan Amerika Serikat dan segala sesuatu "barat" selama 21 tahun masa kepresidenan, dan memberikan pernyataan untuk Amerika Serikat dengan "Go To hell with your aid". Mengapa?
Inilah sebuah benda yang paling sia-sia dan membangkrutkan, utang besar, bangsa bisa kelaparan.
Dan siapa yang membayarnya? Jelasnya, U. S. Tetapi mengapa? Bagaimana sejarah dan skenario di belakang sistem satelit ini saat Soeharto mengambil alih di 1966-67? Harus ada sejarah, alasan bagi semua ini terutama karena bertentangan dengan norma yang diharapkan.
Pendeknya, Presiden US JF Kennedy meminta Presiden Soekarno di pertengahan tahun 1950-an untuk membantu dia dengan agunan karena US telah dihina oleh Uni Soviet ketika sputnik kedua yang diluncurkan dalam ruang perlombaan di tahun 1950. Soekarno berkunjung ke Amerika Serikat dalam sebuah kunjungan di pertengahan 50 an dan agunan yang diberikan ini bersumber dari sebagian agunan kerajaan dan sumber-sumber lain, setelah Eropa dan negara-negara Arab (kaya baru melalui ARAMCO [Arab-Amerika Perusahaan Minyak] penemuan minyak) yang JFK juga meminta, tidak datang dengan itu. Kennedy meminta juga ke negara-negara Eropa, tetapi mereka berkata tidak karena Eropa sedang membangun kembali dan membutuhkan seluruh agunan yang mereka peruntukkan untuk rekonstruksi..
JFK kemudian menggunakan dana dari agunan Soekarno untuk NASA yang memungkinkan Amerika Serikat menang dengan Rusia, dan kemudian menjadi pemimpin dunia di ruang angkasa.
Ketika kemudian diangkat Presiden baru Soeharto diperlukan dana pada akhir 60an dan '70an, ia meminta agunan US tersebut untuk membayar kembali agar dapat presiden Indonesia dapat mengembangkan dan mencukupi pangan negara.
Seperti jam tangan emas Solid, atau rumah di Beverly Hills atau London’s Regent Park, agunan tersebut tidak dapat membayar untuk layanan umum atau tagihan telepon. Mereka harus dikonversi menjadi uang tunai sebelumnya. Seni konversi Artinya, pemilik harus memiliki "koneksi" untuk mengubahnya ke tunai yang dapat dicarikan, dan harus memiliki hubungan baik dengan bank yang dapat memberikan uang tunai. Oleh karena itu, Soeharto meminta untuk pengembali an agunan tersebut.
AS tidak dapat mengembalikan agunan yang dipinjam tersebut dikarenakan setelah didistribusikan kembali oleh Federal Reserve dalam sistem perbankan, di Amerika Serikat dan luar negeri yang merupakan bank komersial yang terkait dengan US bank, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari, dan dari dominasi sistem moneter Amerika Serikat di seluruh dunia. (Ada banyak negara di dunia yang memiliki sistem moneter, tetapi untuk transaksi besar, termasuk yang swasta, mereka dilakukan dalam dolar AS).
AS kemudian menawarkan untuk membayar sebagian dari agunan dalam bentuk sistem satelit yang canggih. Tidak dalam bentuk bantuan keuangan atau pinjaman dikarenakan Kongres Amerika Serikat harus menyetujui terlebih dahulu dan juga sebelumnya hubungan dengan Soekarno yang tdk ramah maka akan dibutuhkan waktu yang terlalu panjang. Indonesia sebagai pemilik sistem satelit dunia 3rd. yang tercatat dalam berita, dikonfirmasi oleh pemerintah Amerika Serikat dan Hughes, pembuat dari sistem.
Dengan agunan besar, Soekarno, Soeharto atau siapapun, tidak dapat hanya pergi untuk meminta uang tunai pada Barclays Bank atau Citibank. Pemilik Agunan harus pergi ke bank sentral negara. Setiap bank, Citibank misalnya, adalah tunduk pada peraturan dari negara berada. Dikarenakan kantor pusat Citibank terletak di New York, maka akan mengikutinya bahkan jika Soekarno atau Soeharto meminta uang dari mereka, permintaan ini akan diarahkan ke US Federal Reserve (bank sentral AS). Meminjam $ 10 miliar dengan tenang adalah hal yang berbeda dari pinjaman $ 10.000 yang dapat dilakukan di bank manapun.
Selain itu, sebagian besar anggota kongres Amerika Serikat dan perwakilan tidak merahasiakan situasi ini, kecuali lalu-Presiden Kennedy. Mendiang Presiden saudara, Senator Kennedy, pada pertengahan dan akhir tahun 1990-an yang riuh mengkritik Indonesia dan catatan hak asasi manusia dan sering terancam untuk menahan "bantuan". Tetapi pada tahun 1999, tidak ada lagi yang muncul dari mulutnya. Rekanan yang di ketahui dari Amerika Serikat mungkin berbicara kepadanya untuk tidak terlalu cerewet pada Indonesia, supaya mereka (Indonesia) kalah.
Kennedy juga menggunakan jaminan sebagai sumber dana untuk mengancam Kuba Ketika kapal Uni Soviet berangkat untuk membawa senjata mereka. Senjata militer ini tidak dibeli di AS, tetapi di Eropa di mana produsen Eropa, yang dimiliki oleh Mafia, menyediakan senjata tersebut. Data ini tersedia dalam beberapa publikasi di Eropa, Singapura dan Australia. Mereka berdasarkan data yang dirilis C.I.A. dokumen setelah batas waktu 30 tahun, dan non-CIA tidak berkaitan dengan dokumentasi.
Seseorang seharusnya tidak menganggap Mafia seperti potret yang ada dalam film. Mereka berpakaian dengan pakaian mahal, tidak membawa senjata seperti hoodlums of the old days. Mereka membesarkan usaha yang sah, sering dibeli secara sah dari pendiri mereka, bahkan bank utama internasional, dan hampir semua jenis usaha besar multi nasional. Mayoritas manajemen mereka tidak sadar perusahaan tempat mereka bekerja sebenarnya dibiayai Mafia, atau milik Mafia.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (9a)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Lisno Setiawan
Terdaftar di Pengadilan Internasional
Sampai hari ini di tahun 2001, agunan Indonesia yang dimiliki menjadi bagian dari cadangan The Federal bank, Amerika Serikat. Untuk tidak diketahui publik, pemerintah Amerika Serikat masih membayar secara mengangsur dan tidak harus dalam bentuk uang tunai, tetapi dalam bentuk kerjasama ekonomi, Program kemiliteran (dan pada awal 70 an, di sistem satelit domestiknegara dunia ketiga), dll - jumlah bunga total US $ 3 triliun. Ini tanggung jawab di bahu dari pemegang jabatan presiden AS.
Sebagai agunan ini juga terdaftar di Pengadilan Internasional, pemerintah AS tidak bisa lupa tentang itu, atau mereka pura-pura tidak ada. Akan lebih baik bagi siapapun yang terlibat hanya "untuk memelihara perdamaian", tidak mengganggu ketenangan, ataupun kejutan rakyat Amerika bahwa sistem moneter mereka juga tergantung pada beberapa negara berkembang dan ..., berkumpullah, tidak untuk para pemilik abrik Indonesia (melalui boikot Produk Indonesia, bom rakyatnya, atau praktek lain seperti diterapkan ke Iran, Libya, Serbia dan Irak).
Sampel dari suara lisan versus realitas
Oleh karena itu, terdapat banyak suara lisan dari kongres dan parlemen Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara industri lain (yang kejam sekali dg berkomitmen melakukan kerusuhan dg membunuh jutaan warga sipil di bawah dalih perang dunia pertama, perang dunia ketiga, Vietnam, dll) ... dan mengkritik produk Indonesia dengan dugaan pelanggaran hak asasi manusia, atau kurangnya perlindungan polisi atas kerusuhan di beberapa tempat di Indonesia untuk kepentingan domestik mereka ... tetapi di samping pelatihan tentara Indonesia, pelatihan dari pengalaman perang Vietnam, tentang bagaimana untuk menjadi Pembunuh di Timor Timur, mengirim senjata, dan bahkan pesawat perang, seperti British adalah pengiriman 12 pesawat pejuang Hawk mereka. Dua hari kemudian media internasional yang sama membawa cerita kiriman dari 1 lusin pesawat pejuang Inggris pada April 2000. Pengapalan pesawat terbang ini dalam bentuk tidak dirakit (mungkin untuk tidak menarik perhatian karena biasanya mereka meninggalkannya) telah dua kali dibawakan oleh agensi berita internasional.
Membubarkan IGGI yang merupakan badan pinjaman multi nasional
Mengapa Soeharto pada tahun 1991 tiba-tiba yang membatalkan dan membubarkan IGGI (Inter-Government Group Indonesia), sebuah kelompok dari 13 negara donor yang kaya termasuk Amerika Serikat - dengan kejutan, tanpa peringatan, dan semua negara yang tergabung di IGGI kaget - dan dalam 4 minggu diganti dengan CGI yang dipimpin oleh Bank Dunia yang memberikan pinjaman US $ 3,8 miliar yang berasal dari negara-negara yang sama, minus Belanda?
Indonesia pada waktu itu pada tahun 1991 masih berhutang lebih dari US $ 100 miliar! Hal ini lagi berada di berita internasional.
Adalah keterlaluan jika badan pinjaman multi-lateral "dibubarkan" oleh debitur - bahkan lebih buruk dengan tidak memberi peringatan kepada negara-negara donor, yang membuat kaget di beberapa ibukota negara dalam pemberitaan berita internasional - dan kemudian debitur mendirikan badan pinjaman multi-bangsa lain dan mendapatkan kredit lagi.
Negara itu meminjam US $ 100 miliar dari IMF, dan kemudian memiliki kekuasaan untuk membubarkan dan mengganti dengan lembaga lain karena debitur telah tersinggung. Sementara itu di semua pihak yang bersangkutan tidak protes, atau membuat keributan tentang kejadian itu?
Debitur, Indonesia, yang kemudian Presiden Soeharto, telah tersinggung karena ketua IGGI J. Pronk dari Belanda, tetap mengkritik buruknya catatan hak asasi manusia Indonesia dan Soeharto telah muak dengan kritik tersebut.
Jelas ada alasan di balik tindakan tersebut yang tidak diketahui masyarakat umum sehingga memungkinkan untuk dilakukan Soeharto karena kesenangan semata. Pembatalan dan non-aktif status dari IGGI dan segera pembentukan CGI juga ada di berita internasional.
Setiap pengusaha baru dan tidak berpengalaman, atau bahkan rumah tangga orang yang mempunyai tugas utama untuk memperbaiki demokrasinya, semua juga mengetahui bahwa jika seseorang meminjam uang, seseorang harus mengembalikannya. Tidak apa-apa dibanding membubarkan bank yang memberi pinjaman. Adalah mustahil, dan keterlaluan. Tetapi Soeharto melakukannya.
Tetapi jika seseorang mengerti jiwa usaha pada umumnya, dan jiwa usaha pada umumnya adalah sederhana, analogi ini berlaku: jika seseorang hutang $ 1 juta, namun total kekayaan senilai US $ 1.000 juta ($ 1 miliar), dan mempunyai $ 10 setiap 100 juta di bank, tidak sulit untuk mengubah bank, mendapatkan pinjaman lain, bahkan mengganti manajemen bank dengan memecat top eksekutif yang bertanggungjawab untuk menyenangkan nasabah, bahkan tanpa membayar kembali pinjaman di bank. 99 bank yang lain akan lebih dari bersedia untuk mengambil alih peran pinjaman bank yang kehilangan pelanggan - bahkan untuk bisa menjanjikan untuk membayar utang yang tak terbayar $ 1 juta pada bank pinjaman tersebut. Analogi ini berlaku untuk pemerintah Soeharto membubarkan IGGI.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (9b)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Lisno Setiawan
Mengapa pejabat industri maju & wakil presiden AS pergi ke Jakarta di tengah-tengah krisis keuangan?
Mengapa gubernur bank sentral dari 5 negara-negara industri , dan mantan wakil presiden AS, terbang ke Jakarta pada pertengahan 1998 di tengah krisis keuangan ketika nilai moneter rupiah jatuh dari Rp 2.200 hingga Rp 18.000 per US $ dolar?
Mereka khawator terulang skenario IGGI 1991 pada tahun 1998 dan seterusnya akan menyebabkan efek global, khususnya selama krisis ekonomi Asia, karena diikuti oleh krisis keuangan Rusia.
Dalam skenario perbankan, baik swasta atau pemerintah, debitur berkunjung ke kantor bank. Sangat keterlaluan bila atasan bank turun ke dalam rumah debitur? Mengapa?
Kunjungan mereka juga berada di berita internasional, berpura-pura untuk membantu Indonesia, yang tidak salah. Ketika Rusia dan negara-negara lain memerlukan pembiayaan selama krisis keuangan yang disebebkan krisis asia yang panjang, negara-negara bankir papan atas negara barat tidak turun ke dalam ibukota negara pemohon, tetapi hanya menteri keuangan debitur tiba di pemberi modal. Ini adalah norma antara debitur dan kreditur.
Indonesia, jelas, memiliki "sesuatu" yang dibutuhkan dunia industri yang kemudian dicatat di instalasi sebuah sistem satelit domestik di awa 70an, , yang membubarkan IGGI pada tahun 1991, turunnya 5 pejabat teras industri perbankan pada tahun 1997, dan peristiwa lain di berita internasional ang tidak dijelaskan di sini.
Apa alasan mereka dapat melakukan hal ini?
Besaran aset yang dimiliki Indonesia ( "aset substansial eksternal", seperti dituturkan Ketua IMF), terakumulasi selama ribuan tahun, deposit di banyak bank-bank sentral negara dan bank –bank utama komersial.
Tidak diketahui hubungan dengan masyarakat internasional Yahudi
Tidak diketahui banyak, kerajaan-kerajaan Indonesia bekerjasama dengan (sekarang ditutup) kerajaan Jerman dan Portugis yang memiliki beberapa nama. Sementara pemerintah mereka bertengkar satu sama lain, tetapi hubungan pribadi dalam istilah kerajaan Indonesia dan Portugis (mantan) adalah sangat erat dan ahli keuangan Portugis (disebut trustees di keuangan dunia karena mereka mewakili keluarga kerajaan Eropa dan pemilik agunan Indonesia) bersama-berpartisipasi dalam pengelolaan aset Indonesia.
Tidak diketahui banyak juga, hubungan pribadi dengan para pemimpin politik dan keuangan dari masyarakat Yahudi di Israel dan Amerika Serikat yang sangat hidup dengan Islam Indonesia, termasuk Gus Dur dan Amien Rais meskipun politik Indonesia menghina ras Yahudi dan tidak mengakui Israel, sangat mirip pada Iran yang mengakui Israel di bawah Shah, dan menghina bangsa Israel yang ada di bawah pemerintah Iran .
Mengapa tidak ada kaitan apapun dengan bangsa Muslim terbesar di dunia? masyarakat Yahudi memiliki alasan (sebagai pelaksana dari dari pemilik keuangan dan aset Indonesia), sedangkan bangsa muslim Indonesia memiliki mereka (juga sebagai pelaksana dari pemilik keuangan dan aset Indonesia , dan pemberi kontrak keuangan), yang tidak dilaksanakan biasanya oleh masyarakat khas muslim Indonesia.
Hanya setelah pemilihan sebagai Indonesia ke-4 Gus Dur, presiden yang diturunkan pemimpin Muslim Indonesia telah melakukan banyak hal dengan bangsa Yahudi. Ini adalah demonstrasi lain lagi tentang apa yang terjadi di arena politik di negara-negara berdaulat tanpa kesadaran masyarakatnya.
Bangsa masih memerlukan mesin ekonomi kuat negara barat
Kerajaan Indonesia menjaga aset mereka di bank asing selama ratusan tahun mendapatkan bunga berbunga, tidak berbeda dari yang khas, swasta, deposan modern menjaga uangnya di bank lokal. Ingat ini adalah agunan swasta dan tidak tunduk kepada pengawasan setiap orang, terutama karena sudah ada sebelum pembentukan pemerintah yang menggunakannya (sebelum pembentukan pemerintah Presiden Amerika George Bush pada tahun 2001, misalnya).
Apakah Indonesia, khususnya masyarakat, masih perlu bankir asing tersebut, yang "produsen" gudang-mata uang dollar AS, Poundsterling, Franc, Mark D., Yen, dll?
Pasti, karena tidak dapat menggunakan aset tersebut untuk membeli makanan, atau barang dan jasa. Itu hanya dapat digunakan sebagai jaminan dan akan dikonversi menjadi uang tunai (atau kredit, atau surat kredit, jaminan bank, dan instrumen perbankan serupa) untuk kebutuhan Indonesia.
Singkatnya, ngara industri membutuhkan aset untuk mempertahankan kepemimpinan ekonomi dan juga kekuasaan militer, sedangkan Indonesia memerlukan uang tunai untuk secara bertahap mengembangkan ekonomi karena terlalu banyak uang tunai akan menghancurkan suatu negara, dan meski butuh untuk secara bertahap mengembangkan ekonomi, khususnya pemerintah Indonesia sebagai pejabat masih penuh dengan korupsi dan butuh waktu bagi bangsa tersebut untuk tumbuh. Oleh itu terdapat dua arah hubungan yang saling menguntungkan.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (10a)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Lisno Setiawan
Negara-negara Barat akan memilih Indonesia
Penyerangan tidak akan terjadi ke Indonesia menurut Perdana Menteri Australia Howard meski Indonesia menyerang Timor-Timor, dan hal ini menunjukkan tidak akan, atau melukai Indonesia secara militer, yang akan merusak hubungan keuangan dengan negara-negara industri dunia yang termasuk di dalamnya Jepang, yang sangat tidak menyukai apabila itu terjadi.
Jika hal itu terjadi- untuk memilih diantara Australia dan Indonesia – negara industr barat akan yakin untuk memilih Indonesia.
Alasan pertama, Indonesia adalah negara dengan penduduk terbesar ke 4 dengan implikasi potensi pasar yang besar 215 juta (lebih dari 10 kali penduduk Australia yang Cuma 20 juta) begi negara industri barat dan produk mereka.
Kedua, memiliki sumber daya alam yang besar. Ketiga, Indonesia adalah "peluang usaha " yang potensial untuk setiap orang dalam banyak lingkup kesempatan. Indonesia sangat mirip dengan Amerika Serikat pada 1900-an.
Keempat, Indonesia adalah kawasan geografis yang luas. Tidak seperti Serbia, Irak, Vietnam atau Libya. AS tidak berkomitmen untuk melakukan serangan angkatan bersenjata ke kawasan yang luas, yang setara dengan sebuah wilayah seluruh Inggris, menjulang dari Eropa barat dan Eropa timur ke Timur Tengah. Itu hampir sama dengan di Vietnam, dan yang wilayahnya jauh lebih kecil daripada Indonesia.
Negara-negara barat lebih memilih untuk tetap menjalin persahabatan dengan Indonesia, daripada menjadi musuh. Jika negara-negara seperti Australia tidak memainkan permainan superpower, CIA akan berkata kepada pemimpin Australia yang tidak berhenti memainkan bola, atau dipaksa pergi. Ini sangat mungkin Australia P.M. Howard akan patuhi kepada guru AS mereka. Setidaknya, bahwa Bapak sekali Howard telah mengakui: Australia adalah "penjaga", America, mungkin kurang lebih sama bagi sebagian besar bangsa Australia disebut demikian seperti beberapa ekor negara lainnya.
Tetapi sejak Oktober 2000, P.M Australia. Howard telah mulai perubahan sikap pada tetangga yang jauh lebih besar, mungkin sudah diperingati oleh AS untuk memulai memperbaiki keadaan. Sementara itu presiden Indonesia, seperti khas orang mereka, berkata, saya akan pergi ke Australia besok; tidak, saya berubah pikiran, saya akan pergi minggu depan, maka ia berubah pikiran lagi, mari kita tunggu sampai tahun depan, menunggu Australia.
Sebelumnya bagi P.M. Howard, kepala negara Australia telah berkunjung ke Indonesia 11 kali, sementara para pemimpin Indonesia tidak pernah berkunjung ke Australia bahkan sekalipun. Adalah wajar karena itu meminta pemimpin Indonesia berkunjung ke Australia untuk yang pertama kali.
Tetapi 11 kunjungan tersebut tidak menunjukkan keseimbangan dalam hubungan. Seseorang dapat membuat penafsiran tersendiri tentang apa yang didasarkan pada peristiwa masa lalu..
Berkaca dari pengalaman Australia, saat ini - dan masa depan - pemimpin Indonesia akan mengingatkan kembali bahwa Indonesia harus meningkatkan kemampuan bersenjata tentaranya untuk menghapus anggapan ancaman orang dengan negara tetangga kecil .
Indonesia bukanlah seorang pengganggu, tetapi lebih dikarenakan beberapa negara perlu bukti nyata kemampuan angkatan bersenjata negara lain. Itulah mengapa banyak negara, termasuk mantan Uni Soviet, India dan Cina, misalnya, mereka memiliki demonstrasi tahunan kemampuan angkatan bersenjata untuk menggetarkan potensi armada musuh mereka.
Bangsa Indonesia telah nyata menegakkan posisinya, dan banyak hal yang muncul dengan menjadi dunia yang penduduknya terbesar ke 4 - keberanian ekonominya, pengembangan diri, pangsa pasar konsumen yang besar tanpa ketergantungan pada total ekspor, dan sistem peradilan yang akan merangsang keamanan, dan dengan itu merangsang sosial ekonomi dan kesejahteraan bagi semua orang.
Presiden Indonesia berikutnya sebagai menurut ramalan peramal Nostradamus versi Jawa
Pendeknya China dan India, terutama Cina, yang dapat memperhitungkan presiden Indonesia berikutnya dalam dua dekade Indonesia akan meningkatkan kemampuan bersenjata sesuai dengan ukuran negara yang terdiri lebih dari 215 juta dengan sekurang-kurangnya 1%, atau satu orang tentara dari 2 juta sampai 2,5 juta orang.
presiden Indonesia berikutnya pada tahun 2004, mudah-mudahan, memiliki fisik tangguh, berbicara bahasa Inggris dengan benar sehingga ia dapat membalikkan prasangka negatif laporan media internasional yang muncul dalam forum internasional. Tidak dikendalikan oleh mereka yang memiliki pertanyaan negatif yang menyetir masyarakat internasional; mengerti budaya asing dan juga mampu menjembatani kesalahpahaman apapun, keturunan dari seorang raja, seluruh keputusan berasal dari diri sendiri, sangat kaya (kekayaan yang berasal dari nenek moyang kerajaan Jawa, tidak dari korupsi), dan jujur sehingga dia tidak akan korupsi dari bangsanya..
Peramal Eropa Nostradamus versi Jawa, Ronggo Warsito & Raja Joyoboyo, sudah benar memprediksi 400 tahun terakhir dengan peristiwa yang telah berlalu di Indonesia, termasuk 3 dekade dominasi oleh bangsa kulit kuning berpakaian hijau (referensi untuk Mr . Soeharto keturunan Cina dan seragam hijau tentara).
Prediksi terakhir adalah Presiden ke 5. Presiden akan menjadi Ratu Adill (kira-kira diterjemahkan ke dalam Ratu of Keadulan); ia tak dikenal (bukan seorang tokoh publik ). Ini berarti ia tidak berhubungan baik pemerintah Soeharto atau Abdurrahman; dan tidak berpihak dan berhutang apapun pada setiap partai politik yang dikenal hanya memikirkan kepentingan sempit mereka sendiri, banyak diantaranya mantan anggota Golkar Soeharto yang mendominasi pemilihan umum untuk 30 tahun terakhir. Atau, berutang sesuatu pada bisnis konglomerat saat ini, yang mengunakan dan besar kekayaan utangnya untuk mengkorupsi dan mencuri dana.
Berdasarkan realita politik yang ada, ia kemungkinan besar akan dipilih langsung oleh rakyat, tidak melalui Parlemen, skenario politik yang telah dipertimbangkan oleh MPR sejak tahun 2000. Dia adalah seorang keturunan raja Jawa, ia akan membawa keadilan dan kesejahteraan untuk bangsa, dan membuat bangsa ini sebagai Mercu Suar) ke seluruh dunia, ini pandangan peramal.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (10b)
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Lisno Setiawan
Kekuatan keuangan untuk menjadi superpower
Negara harus memiliki kekuatan keuangan untuk menjadi superpower dunia, serta kekuatan militer dunia. Negara-negara barat tidak memiliki dominasi eksklusif atau penggunaan aktiva tersebut. Juga Amerika Serikat tidak bisa - yang tersisa hanya kekuatan terbesar - membekukan aset jika peristiwa bangkitnya Indonesia tidak mereka sukai, seperti pembekuan aset Libya atau Iran, karena aset tersebut tersebar di seluruh dunia di 93 negara.
Secara teknologi, banyak negara - termasuk negara tradisional Amerika Serikat dan sekutu Inggris - sebagaimana telah terbukti, adalah lebih dari bersedia untuk menyediakan teknologi dan menjual produk-produk yang akan membawa Indonesia ke dalam bidang kekuatan terbesar.
Hal itu mempuntyai untuk motif keuntungan, motif penyediaan pekerjaan bagi negara industri dan negara-negara sekutu mereka, dan tidak takut pada Indonesia yang dihuni oleh 215 juta orang yang ramah menjadi kekuatan utama terbesar militer.
Dan setiap pemimpin nasional sadar jika negaranya tidak memberikan persyaratan tersebut, orang lain akan melakukannya - terutama ketika Indonesia dapat membayar untuk mereka.
Tidak hanya itu tetapi mereka menyadari bahwa bersahabat dengan Indonesia berarti memungkinkan negara industri asing tersebut, dan memasarkan pada rakayat Indonesia yang bependuduk 215 juta dan tumbuh menjadi negara terbesar ke-4.
Pada akhirnya mereka didorong oleh kepentingan sendiri, yang membuat negara-negara maju barat lebih menyukai untuk bekerja sama dengan berteman dengan Indonesia - dan semua kesalahan, daripada mengebom Indonesia karena permintaan beberapa negara kecil itu dan menanggung resiko untuk memusuhi Indonesia.
Kemungkinan pemerintah negara barat melanggar keutuhan dari supremasi hukum dan hak-hak masyarakat Indonesia, seperti beberapa pejabat Indonesia dan juga sekarang, adalah sangat kecil. Agunan tersebut di bawah perlindungan hukum barat (International Court of Justice), konsep barat adalah salah dan benar, dan kepercayaan negara-negara barat untuk menjadi wali hukum yang beradab.
Orang Indonesia, atau lebih tepatnya kerajaan Indonesia yang mengontrol kepemilikan aset ini, dan bank-bank dan lembaga kredit internasional yang mengelola aset dan mengontrol pencairan tunai, melalui beberapa lembaga internasional dan melalui lembaga pinjaman komersial lain, tidak membenarkan penyalahgunaan Agunan dengan aset tersebut melalui korupsi atau pembunuhan pemilik Indonesia (hanya sebagai pemilik blok apartemen tidak akan membiarkan pembunuhan pada propertinya).
Mencerminkan harapan dari masyarakat
Oleh karena itu, ancaman IMF untuk menunda lebih lanjut pinjaman pada kenyataannya mencerminkan keinginan pemilik aset Indonesia ini: bahwa dana tersebut dikelola oleh manajer dana apakah yang disebut IMF, Bank Dunia atau apapun, tidak digunakan untuk membunuh korban yang tak bersalah (Indonesia).
Adalah tidak asing peraturan tidak diatur oleh anggota kongres Amerika Serikat, Inggris MPs atau badan asing lain, tetapi dengan arahan dari pemilik agunan Indonesia. Arahan ini, termasuk melarang pembelian senjata dan narkotik, dan melarang penciptaan konflik, berlaku secara global tidak hanya untuk warga negara Indonesia di mana saja tetapi dimanapun dana tersebut digunakan. Untuk pemilik aset tersebut, Timor timur atau barat, karena di mata bangsa Indonesia, adalah semua orang Indonesia.
Keberadaan aset tersebut, dan karena itu ketersediaan dana, adalah pada kepentingan yang benar pada moral penggunaan dana, hanya sebagai pemilik dari blok apartemen akan bersikeras bahwa apartemen itu digunakan untuk tujuan moral saja, tidak untuk melakukan pembunuhan, pemerkosaan dan kerusuhan lain. Orang-orang yang menentukan adalah pemilik aset, integritas dari orang yang mengikuti norma-norma moral; bukan manajer (bankir) dana, seperti pada embaga perbankan modern, mengikuti keinginan penabung besar mereka.
Pejabat senior pemerintah Amerika, termasuk mantan Duta Besar AS untuk Indonesia dan mantan wakil dari Dep Pertahanan menyatakan banyak: Indonesia tidak tunduk pada tekanan, tetapi karena permintaan masyarakat sendiri
Walaupun Timor Leste (Timor Timur) sekarang secara resmi tidak lag menjadii wilayah Indonesia, tetapi banyak mempunyai hubungan darah dengan orang Indonesia dari pulau lain. Sejauh ini orang pribumi mementingkan apapun warganegaranya sekarang, yang relevan bagi mereka yang terkait dengan hubungan darah.
Pada keterlambatan pinjaman IMFdikarenakan menunggu solusi dari skandal Baligate, berkaitan dengan keamanan peredaran uang, dan sebagainya, yang juga pemilik aset setuju bahwa dana untuk pembangunan bangsa Indonesia tidak akan kering dikuras oleh pejabat korup. Ini hampir semua rakyat Indonesia setuju dengan hal ini.
(bersambung)
The Potential a World Superpower (10c)-SELESAI
Oleh Lena Soares & Associates
alih bahasa : Lisno Setiawan
Masyarakat internasional tidak memonopoli kesusilaan
Tidak dikenal bagi masyarakat internasional ini untuk berpikir bahwa mereka yang memonopoli kesusilaan, masyarakat Indonesia juga melecehkan pelanggaran terhadap kebebasan berbicara, kebebasan pergerakan, dan pelanggaran hak asasi manusia, bahkan lebih banyak komplain negatif pada TV dari orang non Indonesia kepad berita media internasional yang membawanya.
Jika anak-anak Indonesia mati disebabkan hal tersebut, seseorang yakin bahwa orang tua dan kakek neneknya tidak akan mentolerir pelanggaran kesusilaan. Pemegang aset adalah seluruh kakek neneknya diatasnya.
Oleh karena itu, pandangan yang dipegang oleh orang-orang yang tidak tahu tentang masyarakat internasional, menahan dana Pemerintah yang menganggur. Pertama adalah moral buruk untuk membuat seluruh bangsa dari 215 juta tawanan dan bertanggung jawab atas kerusuhan dari segelintir kelompok, mereka mengemudi lebih lanjut dalam kesulitan ekonomi dan keuangan; kedua, orang Indonesia memiliki aset bangsa sendiri yang memungkinkan pemerintah untuk meminjamnya . Ini adalah seperti seseorang yang menunjukkan penggunaan uangnya sendiri.
Meskipun dimiliki oleh bangsa Indonesia, tetapi manajer dana memiliki arahan yang diberikan oleh pemilik aset Indonesia pada kondisi tertentu. Jika pemerintah Indonesia atau pejabat yang melanggar petunjuk-petunjuk ini, bangsa Indonesia secara keseluruhan akan menderita.
Ini merupakan fakta kehidupan yang walaupun pemimpin Indonesia telah berubah dan dipimpin oleh orang-orang yang memiliki rasa yang tinggi untuk moral dan berbuat lalim, tetapi manajemen tingkat menengah di hampir semua instansi pemerintah baik provinsi sampai dengan tingkat kepala desa, masih terinfeksi virus yang korup. Mereka masih terang-terangan melakukan kejahatan moral di depan konstituen mereka, banyak sekali yang memaksa masyarakat untuk melakukan hukum rimba di tangan mereka sendiri. Hampir setiap hari kita membaca, melihat di TV dan mendengar orang melakukan hukum rimba di tangan mereka sendiri terhadap beberapa penguasa lokal karena tuduhan pelanggaran kepada pihak yang berwenang.
Negara Indonesia, sayangnya, sekarang dalam kewenangan Pemerintah yang terdiri dari 5 juta orang termasuk angkatan bersenjata dan merupakan lengan dari masyarakat, dan bukan merupakan satu kesatuan sangat baik.
Horta yang lucu dan menggelikan bagi orang tersebut untuk "meminta" apapun
Adalah sama sekali bodoh dan bermimpi dengan kepopulerannya José Ramos Horta untuk "meminta" masyarakat internasional "menahan pinjaman" ke Indonesia, tidak mencaikan pinjaman tersebut - seperti di setiap pinjaman bank komersial – yang agunannya beberapa ratus kali lebih banyak dari jumlah pinjaman, memungkinkan Soeharto (dengan izin sebelumnya ke pemilik kerajaan) akan membubarkan IGGI bahkan tanpa peringatan negara IGGI.
Sementara Horta mungkin telah memenangkan Hadiah Nobel Perdamaian, hadiah ini tampaknya tidak relevan dan menunjukkan kelemahan dalam penghargaan nobel. Hadiah Nobel Perdamaian bukanlah kata-kata dalam Alkitab, artinya, tidak mutlak. Hal ini penuh dengan hole, dan dalam penganugrahan Horta penuh dari prasangka kepentingan yang tidak penting.
Komite Nobel manusia-manusia setelah keseluruhan, tidak pernah melakukan penyelidikan seara teliti pada penerima medali, tidak membaca apa pun dari komentar-komentar terpercaya berita media internasional yang bertanggung jawab dan laporan yang diperoleh dimana semua itu terjadi, dan yang tidak setuju untuk Horta menjadi penerima.
Para panitia penghargaan Nobel tidak dapat pasrah untuk mempertanggungjawabkan jurnalistik dan spontan keluar dari alat bukti oleh LSM yang tidak mampu untuk mengirim wakil mereka ke lapangan dan memverifikasi apa yang mereka duga sebagai kematian dari "300.000" orang di Timor Timur. Apakah panitia Nobel perdamaian telah memberikan hadiah bagi mereka juga ketika mereka mendapatkan kematian 2,3 juta dari Vietnam dan 6 juta orang Yahudi?
Pemberi pinjaman memiliki motif
Peminjam, mereka adalah lembaga internasional, individu dan entitas swasta, bank utama- apapun mereka, memiliki motif. Selama itu disebut sebagai "pinjaman", bahkan jika jangka waktu pinjaman adalah 25 sampai 30 tahun, bunga 2% per tahun dengan 5 sampai 10 tahun masa tenggang (kriteria yang diterima oleh Indonesia), terdapat hubungan yang menyertainya. Pinjaman itu tidak diberikan secara gratis. Pinjaman bukan "hadiah", atau bantuan program yang tidak perlu dikembalikan.
Selain itu, pinjaman tidak akan diberikan kepada penerima yang menurut pemberi pinjaman tidak dapat mengembalikannnya. Mereka tidak pernah memberikannya kepada pengemis, seperti bank komersial yang tidak akan meminjamkan uangnya kepada pengemis.
Potensi pengembalian dari pinjaman ini (dan tidak dalam bentuk bunga karena kecil sekali), tetapi yang lebih penting nilai baik dari si penerima kredit di di masa depan, motif tersebut itulah untuk memberikan pinjaman. Dari ini baik oleh penerima mungkin rakyatnya berdiri di lokasi yang strategis; bangsa memiliki jumlah deposito alam yang besar yang negara-negara lain dapat menggunakan lebih lanjut untuk kekuatan industri mereka; bangsa yang memiliki populasi yang sangat besar yang dapat bermanfaat dan potensi sebagai konsumen baru negara pemberi industri pemberi pinjaman, dan sejumlah faktor lain yang menguntungkan kepada kreditur dan kepentingannya.
Indonesia adalah bangsa yang memiliki sumber daya alam yang besar, dan luanyas potensi pasar konsumen muda. Pemberi pinjaman, baik lembaga internasional atau pemerintah dunia, selalu memiliki motif, dan mengetahui Indonesia memenuhi seluruh kriteria ini.
Selain itu semua, Indonesia memiliki jaminan. Dan jaminan ini juga digunakan oleh negara-negara industri untuk lebih lanjut dengan kepentingan mereka sendiri.
Demonstran tidak menyadari fakta kehidupan yang didominasi oleh uang. Senjata untuk membunuh diatur oleh keuntungan dan keinginan ekonomi; bahwa kepentinan politik dari negara superpower padahal sebenarnya hanyalah kecil untuk tetap seperti semula, dan jika mungkin, untuk memperluas pengaruh mereka untuk mempromosikan dan cara hidup mereka, dan bahwa : Mereka tetap menjadi kekuatan terbesar.
Tidak ada kepentingan para demonstran yang tidak dapat memberikan kontribusi secara substansi dari sesuatu yang lebih baik dari masalah yang ada, kecuali untuk membuat banyak kebisingan dan hawa panas, sia-sia menyelesaikan kerusuhan yang terjadi di mana-mana, kecuali mungkin untuk melakukan penggelembungan ego mereka dan mereka berpura-pura melakukan sesuatu yang penting.
Superpowers ingin kepentingan mereka tetap utuh karena pada akhirnya motif mereka adalah kepentingan ekonomi mereka yang berarti " cara hidup mereka". Jika para demonstran seperti Ramos Horta, beberapa editor baru yang tidak percayaan, atau salah beberapa LSM yang tidak mengetahui akar masalah yang dihadapi Indonesia, dan kemudian membuat ini dan meminta itu, dan protes mereka dan bersikap kiri tidak akan mengubah apa-apa di Indonesia , Dengan 215 juta penduduk dan negara yang berdaulat. Mereka dapat protes dan mengembang ego mereka sampai biru di wajah.
Indonesia sebagai negara tidak sengaja melanggar norma-norma manusia, sama dengan negara Amerika tidak sengaja membunuh 2,3 juta orang di Vietnam, Jerman sebagai negara tidak sengaja membunuh 6 juta orang Yahudi. Sebuah jumlah sangat kecil orang-orang dibunuh Indonesia; bukan seluruh penduduk Amerika dan Jerman.
Seseorang tidak dapat percaya begitu saja kepada seluruh bangsa Amerika, atau seluruh bangsa barbarian Jerman yang tinggal di batu berumur (karang). Oleh karena itu tidaklah berbeda apabila kita percaya pada negara Indonesia .
Oleh Lena Soares & Associates. 19 September., 1999 - update 28. Januari, 2001
http://forum.detik.com/showthread.php?t=75131